Seorang rekan debat ateis ketika debat soal jiwa selalu mengatakan "jiwa adalah produk otak".Dan menolak unsur jiwa yang (substansinya) terpisah dengan raga
Ketika saya tanya ; Otak dan system saraf manusia itu sama tapi mengapa karakter,perilaku,kepercayaan,ideologi,prinsip,ideakusme,cita cita, tiap orang bisa beda beda ?
Ia berdalih ; Karena input-informasi-data yang masuk kedalam otak beda beda.Ada input dari lingkungan,pengalaman, pendidikan,indoktrinasi,ilmu pengetahuan hingga faktor genetik dlsb (semua yang berasal dari luar otak)
Nah satu poin sudah didapat.Artinya bukan otak yang mutlak membentuk jiwa karena otak pun ternyata bergantung pada input yang masuk.Maka premis "jiwa produk otak" bisa bergeser ke "jiwa produk input",jiwa bergantung input yang masuk. Artinya,tanpa input-data maka sistem saraf-otak tak bisa membentuk apapun.
Kemudian saya analisis lebih dalam lagi ;
Kalau hidup di lingkungan yang sama apakah otomatis jiwa jiwa yang hidup didalamnya bakal sama ? Mengapa sebagian ada yg menerima dan mengikuti (budaya lingkungan) tapi sebagian ada yang memberontak pada lingkungannya ? Apakah faktor ini dibentuk oleh system saraf ?
Nah ada unsur lain yang bukan otak (karena saraf otak tiap orang sama) yang membuat orang tetep bakal tidak sama walau hidup di lingkungan yg sama
Bahkan ilmu pengetahuan yang sama pun tetep tak bisa membuat orang serba sama.Bahkan indoktrinasi yang sama tetep tak bisa membuat orang sama.Orang berpendidikan tinggi ada yg bermoral ada yang tidak.Indoktrinasi yang sama pada satu kelompok tetep bisa melahirkan orang yang taat dan tidak taat
Jadi apapun yang masuk kedalam otak itu tetep menghasilkan hal yang berbeda beda.Jadi bukan system saraf yang otomatis membuat seseorang memiliki keyakinan  atau idealisme tertentu dan bukan pula input tertentu,karena input-data pun tetep tidak menentukan
Disini otak dapat diposisikan sebagai hanya fasilitator-infrastruktur pemberi fasilitas lalu lintas data dan bukan produser jiwa dengan karakternya yang plural itu
SYSTEM SARAF ITU SARANA- INFRASTRUKTUR-BUKAN PENGENDALI PIKIRAN
Sudah saya jelaskan di awal bahwa system saraf itu hanya sarana-infrastruktur bagi lalu lintas pikiran-data-informasi yg masuk
Tapi APA yang mengendalikan pikiran, kemana arah pikiran berjalan,apakah ke menjadi teis atau ateis, konservatif atau moderat, seniman atau politikus dlsb itu tidak ditentukan oleh system saraf tapi lebih oleh niat,hasrat, keinginan,cita cita,idealisme,bakat, filosofi,keyakinan yang semua itu tidak otomatis melekat sebagai bagian dari system saraf-bukan produk biologis otak.Itulah unsur yang lebih membuat manusia bisa berbeda arah tujuan,karakter,kepribadian, sikap, perilaku, tindakan
Kalau jiwa,perilaku,keyakinan,idealisme ditentukan oleh system saraf logikanya data yang sama otomatis akan menghasilkan output yg sama.Tapi dalam diri manusia data-informasi yang sama pun yang masuk kedlm otak tetep bisa menghasilkan sikap dan perilaku berbeda beda
ANALOGI ;
Ibarat alur jalan di sebuah perkotaan ia hanya memberi sarana lalu lintas pada para pengemudi tapi jalan tidak mengendalikan kemana arah kendaraan,arah kendaraan mengikuti maunya pengendara bukan maunya jalan
Maka arah pikiran pun itu bagaimana niat,hasrat,kehendak,cita cita yg pd tiap orang berbeda walau otak + system sarafnya sama
Apakah neurosains sebagai ilmu saraf bisa mengungkap seluruh mysteri jiwa dan seluruh persoalan kejiwaan ?
Neurosains kalau basisnya system saraf tentu terbatas hanya yg berkaitan dengan mekanisme dan fungsi system saraf, sedang bakat,hasrat,niat,kehendak itu diluar mekanisme system saraf karena itu bersifat individual yg pd tiap orang tidak mungkin sama
Intinya,pikiran lebih dikendali oleh apa yg tersimpan dlm hati sbg pusat kendali jiwa yaitu oleh hasrat hati,niat hati,kehendak hati,bukan dikendali otomatis oleh system
Karena yang namanya system pada tubuh tiap manusia itu dibentuk oleh unsur yang sama dan element yg fungsinya sama,mau system saraf atau system pernapasan dll Tapi hasrat jiwa itu unik,pd tiap individu bisa tidak sama