Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Pilkada, memilih yang ambisius atau yang tulus ?

31 Juli 2015   11:45 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:49 133 0
Prinsip yang dipegang oleh seorang nabi-rasul berkaitan dengan masalah amanat kekuasaan adalah : berikan kekuasaan kepada orang yang TIDAK menginginkannya,sebab itu seorang rasul pasti tidak akan memberikan kekuasaan itu kepada orang yang ditengarai sangat menginginkannya (ambisius).sebab dibalik ambisinya akan kekuasaan seorang manusia BISA memiliki ambisi tertentu yang diluar dari amanat yang diberikan kepadanya.sebab itu dimasa kerasulan nabi Muhammad S.A.W serta dimasa pemerintahan para sahabat nabi beliau dan para sahabatnya secara hati hati memilih orang orang tertentu yang sangat dipercayainya untuk memegang jabatan publik misal untuk jabatan gubernur.saat itu tentu saja kursi jabatan tidak diperebutkan sehingga tak ada yang ramai ramai mendaftar menjadi calon kepala daerah misal,disaat itu tak ada jalan bagi seorang yang ambisius untuk meraih tampuk kekuasaan bahkan andai ia memiliki harta yang melimpah,sebab saat itu jabatan publik ditunjuk langsung oleh Rasul atau oleh kesepakatan para anggota majelis permusyawaratan orang orang bijak-berilmu (mungkin semacam gabungan DPR-DPRD+majelis ulama kalau untuk sekarang?).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun