Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja oleh setiap orang, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing – masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatuyang sudah ada,melainkan suatu proses yang berkembang terus – menerus. Dalam proses itu keaktifan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuanya. Hal diatas sesuai dengan teori belajar humanistik yang lebih mengutamakan siswa yang sebagai pelaku utamanya yaitu dengan memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Pada teori humanistic dan kognitivisme hampir memiliki kesamaan yaitu yang berperan aktif adalah siswa (anak) tersebut.