Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Insomnia (Episode: Sarapan Pagi)

11 Agustus 2010   17:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 118 0

Kuusap tumpukan debu pada susunan kaca nako jendela kamar kostku. Pukul sebelas malam. Setiap kali melihat debu yang melekat di sana, teman-teman kerja yang sering mampir selalu sibuk mengingatkan perlunya sentuhan seorang wanita—sebuah sindiran halus untuk menyuruhku cepat-cepat menikah. Setengah bercanda kusebut mereka sebagai para tiran yang keji, melandaskan pernikahan dengan tujuan membersihkan debu begitu. Rasanya kurang manusiawi jika mencari seorang pasangan hanya untuk ditempatkan sebagai pembersih debu. Itu hampir sama dengan menjalani suatu kebersamaan jangka panjang, berbagi gelisah dan kenyamanan, melewati pahit-getir kehidupan, bersama sebuah kamoceng? Kedengarannya seperti skenario film horor. Kurasa perlu landasan yang amat kuat untuk bisa tegar mengarungi bahtera kehidupan dalam kebersamaan, saat setiap keputusan mesti jadi tanggungan bersama, tak lagi semata kebutuhan dan obsesi perorangan. Seorang psikolog rumah tangga, yang tulisannya sering kubaca di koran, bahkan pernah mengatakan bahwa yang selama ini kita anggap sebagai cinta hanya mampu menopang kebersamaan maksimal satu tahun saja dalam sebuah pernikahan. Selanjutnya adalah kemauan untuk saling bekerja sama melalui serangkaian proses pemahaman. Huff! Salah memilih mitra dalam hal ini bisa berarti petaka sepanjang umur! Pusing juga. Akan tetapi ini mungkin hanyalah proyeksi dari ketakutanku saja. Teman-teman kerjaku, dalam kesementaraan dan komentar kejamnya, apa benar mereka adalah sekumpulan tiran? Pikiran sumpek seringkali membuatku berprasangka yang bukan-bukan. Aku masih harus belajar agar bisa menerima semua persinggungan dengan orang lain sebagai sebuah perhatian, tanpa adanya persepsi yang kepagian. Hummh… sebuah kesadaran yang hadir dari menatap tumpukan debu. Seperti menegaskan kalimat klise, bahwa manusia itu bagaikan sebutir debu dalam luasnya kehidupan. Melayang tertiup angin, tanpa tahu pasti di mana akan singgah dan melekat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun