Mereka masing-masing punya karir yang sukses, pernikahan yang memuaskan, dan orang tua yang bangga.
Mereka punya rumah tangga sendiri dan sebuah kehidupan yang membahagiakan, kecuali untuk kepuasan terhadap karir mereka. Meski keduanya sama-sama sukses dalam karir, tapi keduanya merasa tidak puas dengan karirnya.
Samantha merasa apa yang dilakukannya tidak lagi memuaskan, juga Cathy. Setiap hari, mereka biasanya sangat tidak sabar untuk segera bekerja dan mengejar karir masing-masing.
Namun, 15 tahun kemudian, setelah melakukan hal yang sama setiap hari, mereka telah berubah dan tidak lagi merasakan kepuasan dalam karirnya. Keduanya ingin mengejar hasrat mereka yang sebenarnya.
Samantha sangat suka membuat kue, dan ingin membuka toko kuenya sendiri. Dia sudah belajar cara membuat kue sejak masih kecil dan selalu menikmatinya.
Samantha tahu bahwa jika dia bisa memiliki sebuah toko, maka akan sangat sukses seperti yang dia bayangkan, saat orang-orang datang dari tempat yang bermil-mil jauhnya untuk membeli kuenya.
Sedangkan Cathy selalu menyukai musik. Dia tumbuh dengan mendengarkan musik setiap kali anda kesempatan, dan ikut bergabung dalam paduan suara.
Saat ini dia bernyanyi dalam group band nya sendiri, namun dia membayangkan akan seperti apa jika dia menjadi seorang penyanyi profesional yang merilis albumnya sendiri, melakukan tour ke berbagai kota dan menyelenggarakan konser.
Singkat cerita, lima tahun berlalu. Samantha, masih tetap memimpikan untuk membuka toko kuenya sendiri, tapi tidak pernah melakukan aksi apapun untuk mewujudkan impiannya itu.
Setiap hari berlalu, dia merasa sepertinya dia hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja, sementara dia hidup untuk mewujudkan impian orang lain.
Setiap pagi, bukannya melompat dari tempat tidur, dia harus menyeret dirinya secara internal sampai menggelinding dari tempat tidur lalu pergi bekerja. Dia sangat merindukan hari Jum'at dan sangat membenci hari Senin.
Karena hanya menghabiskan sebagian besar dari waktu siangnya untuk melakukan yang tidak disukainya, Samantha merasa seolah-olah hidupnya sia-sia.
Sedangkan Cathy telah banyak mengambil aksi dalam lima tahun terakhir, sehingga saat ini dia sudah punya albumnya sendiri, melakukan tour dan menyelenggarakan konser musik ke berbagai kota.
Gaya hidup ideal yang lima tahun lalu dia impikan, sekarang sudah terwujud berkat usahanya. Dia sangat menghargai setiap dan semua momen dari kehidupannya.
Waktu yang dia habiskan untuk bernyanyi diatas panggung, adalah waktu saat dia merasa sangat bahagia. Dia tidak sekedar exist; dia tahu hidupnya sejahtera. Itu sepertinya seolah-olah hidupnya semakin hari semakin baik.
Tentu, dia juga telah mengalami banyak kesulitan saat berusaha menciptakan album pertamanya dan menjadi populer. Dia telah banyak menerima penolakan. Tapi dalam menghadapi kekalahan, dia tetap tekun. Dia tidak pernah menyerah.
Memang akan lebih mudah jika dia tetap berada dalam pekerjaan lamanya, tapi itu juga akan sangat tidak memuaskan. Cathy telah membayar harganya melalui komitmennya untuk hidup menurut impiannya, dan akhirnya dia berhasil mewujudkan mimpinya.
Samantha dan Cathy sama-sama punya mimpi dan visi untuk masa depan mereka. Salah satu dari mereka membuatnya jadi kenyataan, sedang satunya lagi tidak. Itu mengingatkan kita pada teka-teki dua ekor katak. Begini teka-tekinya:
Dua ekor katak duduk diatas daun teratai dalam sebuah danau, yang satu memutuskan untuk melompat. Nah, berapa banyak katak yang tersisa?