Ketika daun yang jatuh, jatuh cinta pada Sang Angin. Dia terima, merah jingganya. Bahkan hitam dan putihnya pelangi yang luntur di teras awan. Dia sembunyikan sisa tetesan embun yang kerap menyapanya di pintu subuh. Sebagai nyala jingga yang menghangatkan tungku mimpinya. Muskil dan sunyi.
KEMBALI KE ARTIKEL