Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Preman, Siapa Takut?

4 Juni 2014   22:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:20 72 0
Sebulan jelang Ramadhan tahun ini, tepatnya 29 Mei 2014  selepas maghrib, Yogyakarta diguncang tragedi memilukan. Tak ada angin tak ada hujan. Bencana alam pun bukan..!!! Sungguh tak pantas kalau mau dikatakan sudah takdir Tuhan.
Sekelompok orang yg sedang menggelar doa bersama mengalami penganiayaan yg sangat keji. Pelakunya sejumlah massa yg tidak jelas apa mau nya dg kostum serba panjang dan bersorban utk menutupi wajahnya. Dg alasan yg tak masuk nalar, mereka bilang mau mengambil beberapa sangkar burung di sebrang rumah tsb.


Entah bagaimana mereka mempermasalahkan soal rumah Yang Tidak Ber Izin sebagai tempat  Beribadah. Padahal di Indonesia ini orang beragama dianggap lebih baik daripada yg Kafir, alias tidak ber Tuhan. Sulit dimengerti mengingat banyak kasus pencabulan murid oleh guru ngaji yg nasibnya justru baik baik saja. Paling banter diusir dari desa itu, lalu dibawa ke polisi. Selesai.


Lalu atas dasar apa mereka menghakimi korban yg kebetulan beda agama..??? Tanpa tedeng aling aling mereka melempari rumah dg batu, merangsek ke dalam sambil menyerang dg kayu dan besi kepada peserta acara yg sudah  berupaya menghindar. Gerombolan ini bergerak membabi buta  seperti kesurupan saja. Korban luka luka parah termasuk seorang anak kecil, tak cukup membuat mereka puas. Beberapa motor milik tamu tak luput dari amukan mereka. Tuan rumah yg sempat disapa oleh seorang dari pelaku tak kurang naasnya, dihajar habis habisan.



Selang  3 hari saja kejadian tersebut terulang kembali di lokasi lain di pagi hari. Kali ini mereka membubarkan ibadah yg sedang berlangsung sambil meninggalkan kerusakan disana sini. Ironisnya para pelaku yg bersikap bak monster bisa rehat sejenak waktu adzan dzuhur berkumandang, beranjak membubarkan diri. Aneh bin Ajaib, setelah itu mereka kembali melampiaskan hasrat untuk merusak rumah milik  seorang pendeta Kristen tersebut.


Aparat keamanan seakan lumpuh, selain berupaya meredam tindakan anarkis tsb. Dari puluhan pelaku , baru 1 orang yg ditangkap. Isu yg bukan pertama kalinya ini sangat mengganggu terutama di masa kampanye Pilpres mendatang. Rasanya tidak berlebihan apabila masyarakat mengharapkan kedamaian dlm hidup bukan semata  peningkatan kesejahteraan seperti yg sering digembar gemborkan capres.


Hendaknya tim sukses capres mulai introspeksi. Kampanye hitam, pidato tendensius  yg mendiskreditkan lawan politik adalah bibit kejahatan (verbal) yg  Sama dan Sebangun dg praktek Lempar Batu Sembunyi Tangan. Akhirnya kita hanya bisa pasrah dan berharap Siapa yg Menggali Lubang , Akan Terperosok Sendiri  Ke Dalamnya.


Mungkinkah latar belakang capres ( Sipil/ militer ) mampu menjawab persoalan pelanggaran hukum dan penistaan agama?
Walllahualllam Bissawab.....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun