Salah kaprah itu apa? Salah kaprah artinya adalah kesalahan yang telah sering digunakan sehingga orang menganggap hal itu benar. Pernah mengalaminya?
Baiklah, saya akan memberikan contoh mengenai salah kaprah dalam bahasa Indonesia yang sering beredar di sekitar kita. Pertama, singkatan dari PP dalam perjalanan. Kebanyakan dari kita akan menyebutnya dengan 'Pulang-Pergi'. Apakah anda tidak merasakan kejanggalannya? Di majalah yang saya sebutkan di atas terdapat ilustrasi seorang anak turun dari bis.
Ibu si anak bertanya, "Kok cepat pulangnya?"
Anak dalam ilustrasi menjawab, "Iya, kan PP, Pulang-Pergi, pulang dulu baru pergi."
Menurut saya itu ilustrasi yang sangat bagus. Kocak, membuat saya tertawa. Ya, seharusnya kita menyebutnya 'Pergi- Pulang'.
Beberapa contoh lainnya adalah penggunaan kata 'apotik' yang seharusnya 'apotek', 'lain kali' yang seharusnya 'kali lain', dan imbuhan untuk kata dasar ubah.
Saya yakin anda tidak asing dengan kata-kata merubah dan dirubah. Pernahkah terpikir bahwa itu salah kaprah? Bahkan televisi swasta dan media cetak melakukan kesalahan terkait kedua kata berimbuhan ini. Saya sendiri pernah mengangkatnya di suatu forum tetapi gagal total meyakinkan seseorang. Mengapa salah? Mari kita lihat mulai dari kata dasarnya. 'Ubah' adalah kata dasar yang saya maksud. Jika memakai imbuhan me- akan menjadi 'mengubah' seperti pada kata angkat (mengangkat), ikat (mengikat), usap (mengusap). Jika memakai imbuhan di- akan menjadi 'diubah' seperti pada kata angkat (diangkat), ikat (diikat), usap (diusap).
Apa kata dasar dari merubah dan dirubah? Rubah? Rubah itu nama binatang, kawan, bukan kata dasar, he, he, he.
Bagaimana menanggapi bahasa Indonesia yang salah kaprah ini? Saya serahkan kepada anda masing-masing. Kalau saya pribadi sebisa mungkin mengubah kebiasaan memakai bahasa Indonesia yang salah kaprah.