Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pendidik Harus Mendampingi, Bukan Melarikan Diri

27 September 2012   07:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:36 89 1

Potret pendidikan kita kembali menampilkan pose suramnya.  Sampai tulisan ini diterbitkan, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, tidak kurang dari 14 korban tewas akibat tawuran antar pelajar, baik yang turut aktif dan terlibat langsung, atau murni korban acak pelampiasan ego pelaku. Masalah eksistensi,  tradisi dan dendam yang turun-menurun seakan-akan tak kunjung habisnya. Dalam kasus pembacokan Alawy, pihak yang berseteru adalah SMA N 6 dan SMA N 70 yang notabene merupakan sekolah favorit dan bonafit. Melalui penuturan alumni dari kedua sekolah tersebut, bebagai upaya telah dilakukan untuk meredam dan menghentikan tradisi tawuran antar kedua sekolah tersebut, antara lain melalui ksepakaan bersama seerti ikrar damai, sampai diadakannya kegiatan bersama, akan tetapi, msih kata alumni tersebut, memang ada generasi yang terselamatkan, ada yang tidak. Berbagai opini telah digelintirkan, menurut Wakil menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang pendidikan, perlu dijatuhkan sanksi kepada pihak sekolah untuk membuat sekolah dan guru berupaya lebih keras membenahi persoalan tersebut (Kompas, 26 September). Pendidik Arief Rachman pun berpendapat bahwa jika pelaku harus dipidanakan. Perlu diselidiki dimana letak kesalahan dari seluruh kejadian yang bertubi-tubi ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun