Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Di Olympus, Bahtera Nuh Berlabuh

9 Desember 2012   15:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:56 3143 3

Ramai website membicarakan klaim penemuan ini, namun tak urung banyak peneliti lainnya yang telah menghabiskan beberapa dekade untuk mempelajari daerah tersebut, membantah kebenaran penemuan tersebut. Peter Ian Kuniholm yang fokus dengan Turki selama beberapa dekade bahkan mengatakannya secara lebih langsung laporan penemuan ini adalah tipuan. Zimansky menekankan berdasarkan Kitab Suci, Gunung Urartu (atau Ararat) sebagai tempat mendarat dari kapal tersebut, namun tidak disebutkan secara spesifik. Selama beberapa tahun, Gunung Ararat dengan tinggi 16.946 kaki serta memiliki formasi bebatuan Durupinar yang berbentuk mirip kapal telah menjadi tempat favorit bagi para pencari kapal Nuh ini. Bahkan, laporan penemuan bahtera Nuh ini setidaknya hadir setiap kurun waktu 2 tahun, dan tak pernah berada di lokasi yang sama. Pihak lain mencari bukti kapal itu di wilayah kejadian banjir yaitu Laut Hitam, Turki, atau Iran.

Berbicara mengenai berbagai klaim penemuan bahtera Nuh, sebagian besar lokasinya berkisar di pegunungan Ararat Namun sebagai lokasi favorit penelitian, terdapat beberapa syarat yang nampaknya tidak terpenuhi oleh Ararat ini. Bukan berarti keterangan bible keliru, namun penamaan-penamaan lokasi di kitab suci itu bersifat statis, sehingga apa yang disebut sebagai ararat di bible, bisa jadi bukanlah Ararat yg kita kenal sekarang berada di Turki. Nama Ararat sendiri berasal dari Urartu ( rär`t ), nama sebuah kerajaan Armenia kuno. Demikian pula keterangan quran tentang Gunung Judi, hingga kini masih menjadi pertanyaan, karena Al-Judi bukanlah bahasa arab asli, melainkan bahasa serapan.

Untuk me-reset kembali pemikiran kita tentang permasalahan tersebut, mari kita tengok kembali beberapa petunjuk atau tanda-tanda dari ragam sumber termasuk Bible dan Quran.

Petunjuk 1 : Zaitun

Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi” (Kitab Kejadian 8:11)

Petunjuknya jelas : negeri yang ditumbuhi pohon zaitun. Dari antara kawasan mediterania tempat tumbuhnya zaitun, tak bisa dipungkiri Yunani mempunyai tradisi budaya paling kental dan paling kuno tentang zaitun. Mitologi Yunani sejak ribuan tahun lalu menggambarkan Dewi Athena menumbuhkan pohon zaitun yang kaya manfaat. (sumber : http://www.texasoliveoil.com/history.htm). Fakta ini diperkuat dengan tumbuhnya pohon zaitun tertua di dunia di desa Ano Vouves, Yunani, yang berdasarkan penelitian disebut berusia lebih dari 4000 tahun dan sampai kini masih produktif. Ini adalah sebagai sebuah tanda yang dipelihara Tuhan. (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Olive_tree_of_Vouves)

Jadi, menurut petunjuk Bible, Yunani-lah negeri tempat bahtera Nuh berlabuh.

Mengapa hal ini penting sebagai petunjuk? Saat terjadi banjir besar, maka kelompok manusia yang berhasil selamat-lah yang akan mengembangkan kebudayaan di tempat baru, yang akan dikenal sebagai pusat peradaban. Turki tak pernah dikenal sebagai pusat peradaban eropa atau dunia. Telah diakui bahwa peradaban Eropa bersumber pada peradaban Yunani sekaligus menjadi tiang utama perkembangan peradaban Eropa modern.

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Culture_of_Europe dan http://www.anneahira.com/peradaban-kuno-eropa.htm

Petunjuk 3 : Yunani Melahirkan Banyak Filsuf

Pemahaman filsafat dan spiritual 80 orang beriman yg bersama2 dengan Nuh, akan diwariskan pada keturunannya, demikian ilmu dan kebijaksanaan warisan ini berlangsung turun-temurun ribuan tahun. Oleh karena itu, banyaknya filsuf-filsuf besar yang lahir di Yunani menjadi salah satu tanda yang sangat jelas. Lalu di gunung manakah tempat bahtera Nuh berlabuh?

Petunjuk 4 : Syair Epos Homerus - Odyssey Book VI

Untuk mengetahui dimanakah lokasi berlabuh bahtera Nuh, ada satu hal menarik dan bisa menjadi petunjuk, yaitu apa yang dilukiskan oleh Homerus (http://en.wikipedia.org/wiki/Homer), seorang penulis syair epos terbesar yang dimiliki Yunani, tentang gunung Olympus, dalam bukunya Odyssey Book VI :

Then to the palaces of heaven she sails

(Lalu menuju istana surga dia berlayar)

Incumbent on the wings of wafting gales

(pemilik layar penepis badai)

The seat of gods; the regions mild of peace

(tempat kedudukan dewa-dewa, kawasan lembut kedamaian)

Full of joy, and calm eternity of ease

(penuh keceriaan, dan keabadian tenang atas kemudahan)

There no rude winds presume to shake the skies

(tak ada angin rebut mengguncang langit)

No rains descend, nor did snow fall upon it

(tak ada hujan membasahi, tak ada salju turun di atasnya)

But on immortal thrones the blest repose

(melainkan di atas singgasana abadi yang diberkahi, berlabuh)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun