Persimpangan berarti ada hal-hal yang ditulis sebagai kurikulum, ada yang hanya dibaca ketika hari menjelang subuh sementara tak ada lagi panggilan adzan.
Kepada Arus Waktu
Rasa sakit akan melupakan aku, aku akan melewatinya. Mengapa bersikeras abadi?
Kepada Ambisi
Inilah senja yang tak menarik bagi puisi. Kekasih yang tidak patut dipelukan janji. Dan kekuasaan yang tak boleh disorot televisi.
Kepada Hari Ini
Adalah paragraf yang senyap, dingin, tidak selalu terang. Tidak disusun untuk memberitahukan perkara-perkara dramatik dalam dirinya sendiri. Hari ini hanyalah hari kemarin sesudah besok.
Kepada Langkah
Jejak-jejak yang tidak berhenti serupa dua bayangan di bawah lampu malam tiba-tiba memisahkan diri karena gerimis kecil atau patroli tramtib.
Kepada Pikiran
Mungkin akan membosankan, seperti cerita pendek dengan kisah panjang, terlalu banyak sudut pandang dan, seolah-olah, kehilangan pemeran utama. Tapi, ini lebih baik, sebab akan menahan hasrat yang tergesa-gesa.
Kepada Keyakinan
Tidak akan banyak berubah. Hanya beberapa bagian yang direvisi karena tesis-tesis yang keliru dan waktu yang menguji kemungkinannya.
Kepada Umur Panjang
Sebaiknya tidak mengikuti keramaian yang dilahirkan oleh pandemi: takut hidup tapi tidak mengerti menikmati mati.
Kepada Malam-malam
Kasur, satu-satunya yang tidak akan mengeluh, selamanya bungkam, dan menyediakan diri untuk tidur panjang dengan mimpi yang seperlunya saja.
Kepada Bangun Pagi
Tidak usah melihat televisi, jangan berlama-lama di kamar mandi. Lihatlah ke jendela, temukan masa muda masih menunggu di sana.
Kepada Kursi Goyang
Nanti, masih 30 atau 35 tahun lagi!
Kepada Kaca Mata
Bisakah kita lebih banyak membaca diri sendiri, atau apa yang telah pergi, tapi jangan bicarakan ini dengan orang lain.
Kepada Kebun di Pekarangan
Tumbuh saja dulu sesukamu. Belum waktunya kita berbicara banyak hal, sesekali saja, bolehlah. Deal?
Kepada Encok
Ah, kau tak bakal menang. Lihat saja!
Kepada Mata Batin
Belajarlah agar tetap hening, tenang-tenang saja. Aku tidak akan meninggalkanmu.