nanti, pada setiap belokan
kita bakalan saling berimpitan,
jelatamu, jelataku-nasib semua yang berantakan.
terus di bagian penghujung,
gerimis menatapmu dari balik wajah mendung
sejujurnya ia tidak mencari siapa-siapa;
tidak mungkin ke mana-mana
ia, bisa jadi, seperti waktu,
selalu datang ke situ
tapi enggan menunggu.
enggan membiru, tidak
tak ada senja di antara gerimis,
kecuali sepanjang bosan
dan setiap tikungan,
(atau: ketika kata-kata tumpah dari dendam)
sepulang gerimis,
tidak
pelan-pelan dan melupakan
sepanjang hari yang membosankan