Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Pesan Sarung

24 Oktober 2016   20:23 Diperbarui: 24 Oktober 2016   20:35 189 9
Sekali waktu, aku mengunjungi museum sarung di hari Minggu.

Dirayu yang Ungu, ia sabdakan abadi RINDU.
"Bawa aku ke lelah ingatan, maka hiduplah dengan kenangan yang patut."

Disapa Biru, ia yakinkan teduh KESETIAAN.
"Ajak aku ke surut semangat, dan hiduplah dengan pengabdian yang tangguh."

Ditegur yang Putih, ia fatwakan hakikat KESUCIAN.
"Pintalah aku ke kabur niat, maka berkaryalah dengan tulus tanpa mengadu."

Diceramahi yang Merah, ia pastikan mulia KEBERANIAN.
"Bujuklah aku ke patah nyali, maka berkorbanlah dalam benar tanpa membakar."

Aku berlalu. Dari hatiku, sejuta kutuk mengetuk.

“Hai Rindu, aku tak mencari kenangan. Dan kau Setia, mengabdi tak membantuku mewah.
Kau Suci? Hahaha, telah muak aku dikhianati. Juga kau Nyali, tak tahu kau nikmat ketawa-ketiwi setiap hari.”

Di depan lengang suram museum
sarung Hitam menertawakanku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun