Aku kira yang patah di kenanganku adalah sebuah sajak. Yang ketika senja menuju musnah, aku menulisnya di bibirmu. Yang ketika bibirmu penuh kosmetika, kau mencium sajakku dibibirnya. Ketika bibirnya ketemu cemburuku, aku mencium senja yang telah menjadi malam pada sepi taman.
KEMBALI KE ARTIKEL