gulat resah gang-gang rapat, bau hitam selokan pekat
ceriwis pilkada pos kamling di tikungan empat,
khianat kuasa yang liat.
Dalam berserah pemulung, pedagang sate padang,
bubur ayam dan reparator payung
serta kesal bocah-bocah yang menendang mimpi ke kereta malang.
Kala birahi baliho, umbul-umbul dan poster gerayangi senja
kau rajin menyimpan kecup tabah,
aku menempel kening di sabarnya. Sebelum kantuk tiba.
“Selamat malam Kekasih, selamat waspada.
Semoga besok tidak banjir janji
dan kita belum digusur lupa politisi.”
Doamu sesudah mimpi.
2016
***