Sehari sesudah 17 Agustus, saya masih bangun dengan perisitiwa rutin yang masih sama: menjarang air, merendam pakaian kotor, dan menanti giliran air mengalir dari PDAM. Selanjutnya saya akan duduk dengan segelas kopi dengan kandungan jagung yang lebih banyak, mengepul "tuhan 9 centi", menyalakan laptop, dan "memerdekakan suara-suara dalam kepala".
KEMBALI KE ARTIKEL