di senyap masjid dan tanah lapang
bersama ingatan yang sungsang
berkawin kenangan-jiwa labil
aku, kamu, kita; tentang hari-hari mencari makan
kembali meremas kota, menendang desa
menyinyiri jiwa kalah, menyerapahi doanya
mencerai kasih dari kemanusiaan
aku, kamu, kita; tentang hari-hari sesudah Lebaran
kembali menari ritus kepalsuan, mengurban jiwa pada altar keduniawian
satu pagi, sesudah Lebaran
siapakah sungguh membutuh Ramadan?