Tahun-tahun ini, saya masihlah mahasiswa perantau yang sedang menyusun diri dalam pergaulan sosial sebagai individu yang jauh dari rumah. Masih anak bawang dalam perantauan. Dalam usaha menaati laku pergaulan itu, kebanyakan mahasiswa perantau akan merasakan proses latih diri yang mengasyikan. Misalnya saja, harus memasak, mencuci, juga menyetrika (olah domestik). Saat bersamaan juga bergaul di masyarakat yang menjadi “rumah belajar budaya baru”, semisal belajar dialek atau bahasa lokal juga sistem norma tidak tertulisnya. Singkat kata, pengalaman merantau dapat dikategorikan sebagai tahap lanjutan dari pembentukan individu atau internalisasi dalam bahasa sosiologi.
KEMBALI KE ARTIKEL