Aku teringat pada saat aku berusaha mengenalkan warna kepada anakku untuk pertama kalinya. Pada saat si kecil di bawah 1 tahun, aku berusaha memakai warna-warna mencolok seperti hitam dan putih untuk mengenalkan warna kepada si kecil. Mainan dan beberapa benda di sekitarnya penuh dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau, kuning, biru dan lainnya. Sampai suatu saat anakku sudah mulai mandi dan senang bermain di air tempat biasa dia dimandikan. Aku meletakkan bola warna warni untuk dijadikan teman bermain sambil mandi dan belajar. Aku berharap si kecil tertarik untuk berusaha mengingat warna dari bola-bola tersebut, namun rasanya kurang efektif cara yang kutempuh itu. Sampai akhirnya aku mengamati bahwa si kecilku ternyata suka memainkan pinsil untuk sekedar mencorat-coret di kertas. Sampai akhirnya aku menyadari bahwa anakku suka menggambar. Pada saat dia ulang tahun yang ke 2 tahun, aku memberinya kado ulang tahun berupa 1 set pinsil warna dengan buku gambar. Dia tampak antusias sekali dengan kado dariku. Aku lalu menemaninya untuk menggambar apa saja yang dia inginkan seperti menggambar ulat, bebek, balon, kupu-kupu dan lainnya sesuai yang dia minta dan dengan segala kemampuanku yang terbatas untuk menggambar. kegiatan tersebut rupanya menjadi sangat menarik bagi anakku, lalu aku mencoba memintanya untuk mengambilkan pinsil warna yang aku butuhkan untuk menggambar apa yang dia inginkan, sambil sesekali aku ajarkan warna mana yang aku butuhkan agar gambar yang diinginkannya jadi. Alhasil, tidak ada 1 minggu si kecil sudah bisa mengingat 12 warna dasar yang sering aku gunakan untuk menggambar bersamanya. Dari kejadian itu aku mempelajari bahwa momen yang pas dan menyenangkan akan sangat membantu si kecil menyerap apa yang diajarkan dengan sangat baik. Temukan momen itu bersama dengan buah hati maka kegiatan belajar menjadi sangat menyenangkan.