Sasaran utama pesertanya adalah para pemuda dari berbagai agama. Kenyamanan tempat pelaksanaan workshop pun terjamin, karena dilaksanakan di Gedung Rektorat Lantai III , yakni ruang sidang. Ketika kegiatan workshop berlangsung, konsentrasi dan diskusi yang fresh dan terbuka terjalin antara para peserta dan pemateri. Walaupun mereka berasal dari agama yang berbeda, hal itu tidak menjadi penghalang. Kendala yang berarti tidak ditemukan selama workshop berlangsung. Hanya masalah teknis, seperti faktor alam, hujan yang menyebabkan keterlambatan peserta di tempat workshop.
Ditilik dari peserta yang hadir, 70 % merupakan wakil dari seluruh agama. Kecuali wakil dari Protestan yang memang berhalangan untuk hadir, karena ada agenda lain. Dengan kata lain, yang ikut andil adalah wakil dari agama Katolik, Hindhu, Budha, Islam dan Konghucu. Tegas erik, yang juga menjabat sebagai dosen di jurusan al-ahwal al-syakhsiyah fakultas syariah ini, “tujuan utama workshop adalah terjalinnya kerukunan antar uamt beragama dan peserta yang berpartisipasi bisa menjadi penggerak atau koordinator di lingkungannya guna terciptanya kerukunan yang harmonis di seluruh penjuru antar umat beragama.”
Kegiatan workshop ini tidak berhenti hanya di dalam forum saja, tapi ada tindak lanjutnya, yakni kesepakatan semua peserta untuk membentuk suatu forum yang mewadahi mereka untuk mewujudkan tujuan utama workshop. forum tersebut diberi nama “Forum Kerukunan Pemuda Lintas Agama Malang” atau dengan akronim, FK PELITA Malang. Struktur organisasi ini dari forum ini juga langsung dibentuk dan dimusyawarahkan. Susunannya adalah Ketua Presidium yang berasal dari masing-masing agama. Selanjutnya sekretaris yang dijabat oleh wakil dari agama Islam, untuk sekretaris I dan sekretaris II dari agama Hindhu.
Dalam menutup wawancaranya, beliau menambahkan tentang adanya “Program kerja dari FK PELITA Malang itu sendiri yang salah satunya yakni melaksanakan Anjang Sana atau yang lebih dikenal dengan “silaturrahim” antar kampus, rencananya bertempat di Sekolah Tinggi Agama Budha Kertarajasa Batu, bulan depan, tepatnya bulan Januari 2012.
Ajang ini adalah langkah urgen yang harus mendapat perhatian dari seluruh kalangan agar tidak hanya berdifat sosialisasi belaka, tapi ada aksi konkret, tuk kerukunan antar umat beragama ke depan.