Untuk itulah sore nanti, ketua Umum Partai Demokrat telah mengundang perwakilan DPD partai Demokrat dari 33 provinsi untuk membicarakan arah koalisi. Sekali lagi Demokrat memberikan contoh terbaik bagaimana merumuskan satu kebijakan partai yang penting, dengan melalui musyawarah. Bukan seperti partai lain yang ketua umumnya hadir dalam rapat partai politik lain dan menyatakan dukungan koalisi padahal itu bukan aspirasi dari DPD di daerah.
Kehadiran para ketua DPD dari 33 Provinsi ini akan semakin memantapkan arah koalisi partai Demokrat, karena apapun keputusan yang dihasilkan nanti, semua elit, kader dan simpatisan akan mendukung, terlepas apakah berkoalisi atau menjadi oposisi. Peluang Demokrat untuk berkoalisi cukup besar dibanding menjadi oposisi.
Apa yang dilakukan SBY sebagai ketua umum sudah sesuai, tidak terburu buru memutuskan koalisi tetapi melakukan pemetaan politik yang baru pasca pileg agar dihasilkan keputusan yang terbaik buat masyarakat. Bagi partai Demokrat penentuan nama caprss dan cawapres sangatlah penting, apalagi menetapkan posisi Demokrat, apakah nerada dalam koalisi permanen atau berada di luar koalisi adalah sama pentingnya. Karena jika sudah diputuskan secara bersama nanti, keputusan ini akan menentukan arah perpolitikan lima tahun mendatang.
Ketua Umum Partai Demokrat, SBY selalu mengulang bahwa jikapun Demokrat berkoalisi, maka Demokrat ingin berkoalisi dengan baik dan santun. Sepanjang platform, visi dan kebijakan yang ditawarkan tidak bertentangan dengan kepentingan rakyat maka Demokrat sepakat berkoalisi.
Para pengamat banyak yang memprediksi bahwa koalisi yang akan dibangun Demokrat akan mengarah pada dua opsi (1) bergabung bersama Gerindra dan membentuk poros Indonesia Raya atau (2) membentuk poros tengah dengan menggandeng partai partai yang middle. Seluruh ketua DPD akan tetap mendukung apapun keputusan SBY sebagai ketum, karena para perwakilan DPD mengganggap, SBY masih menjadi king maker terbaik buat menentukan arah koalisi
