Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Kami Menanam Pohon Walau Tidak Diperintah Ibu Presiden (Istrinya Pak Presiden SBY)

29 September 2013   02:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:15 432 5

Rupanya sudah cukup lama penulis tidak ngangkring di KOMPASIANA, rindu juga rupanya.

Klik Kompasiana dan login, rubrik green langsung penulis klik…..nanar mencari – cari tulisan yang mungkin menggodaku untuk membaca, kasih komentar atau sekedar klik beri nilai.

Tergoda hati untuk mengklik sebuah judul. “Hmmmmm,,,,bu Presiden nanam pohon di Kalimantan?” guman ku seketika menyapukan tatapan pada sebuah tulisan berjudul : “ Perintah Ibu Presiden kepada Orang Kalimantan untuk Menanam Pohon, Are You Kidding Me?” Sebuah tulisan yang diposting pada tanggal 27 September 2013. Asyik membacanya, bahkan sempat terbawa kegalauan sang penulis (Ken Savitrie).

Menanam pohon, sebuah aksi yang diyakini oleh banyak pihak (hampir semua orang) sebagai sebuah langkah dalam upaya pelestarian alam. Banyak selebritis, pemain sepak bola dan para pemain di gelanggang politik sering memanfaatkan aksi menanam pohon sebagai upaya penebar pesona pendongkrak citra.  Istilah Go Green bahkan sudah dikenal dan dipahami oleh anak – anak usia pra sekolah. Bukan karena Go Green sudah begitu menyatu dengan kehidpan masyarakat, namun lebih karena istilah ini muncul di semua tempat, semua sektor, apakah Go Green sudah dijalankan sebaimana semestinya atau tidak, itu sebuah refleksi yang semestinya dilakukan oleh banyak pihak (pemerintah, Perusahaan – perusahaan swasta, pegiat lingkungan hidup dll).

Ada banyak aksi yang didengan-dengungkan baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta : One Man One Tree, 1 Milyar Pohon….dll dll...Jika kita mau menginventarisasi secara jujur, berapa pohon yang sudah ditanam dan berapa pohon yang bertahan tumbuh, angkanya dipastikan sangat kecil.

TUNAS MERAPI

Berawal dari sebuah kondisi alam Merapi paska erupsi 2010, muncullah sebuah paguyuban TUNAS MERAPI.Bukan sebuah organisasi atau juga bukan sebuah lembaga resmi. Tunas Merapi juga bukan selebritis atau pemain sandiwara politik. Tunas Merapi hanyalah sebuah perkumpulan anak-anak muda Merapi yang terketuk hatinya untuk melakukan langkah – langkah kecil dalam upaya menjaga Merapi kembali dan tetap hijau.

Kami tidak muncul dari sebuah Visi dan Misi ciamik layaknya para pecinta alam/lingkungan, atau sementereng pihak-pihak yang selalu mengkoar-koarkan Go Green.Kami melakukan hal kecil secara mandiri, sesuai kemampuan kami (financial tentunya).

Mengamati saja tentunya tidak cukup. Dari proses mengamati kondisi alam Merapi, muncul sebuah keprihatinan, dari sebuah keprihatinan hadir sebuah rekomendasi : MENANAM POHON , yang akhirnya melahirkan aksi – aksi (walau) kecil yaitu menanam pohon.

Bukan sekedar menanam pohon sembarang dan di tempat sembarang, namun menanam pohon dengan pilihan jenis pohon yang cocok. Sebut saja Gaharu yang dikenal sebagai tanaman / pohon konservasi yang juga sebagai penghasil kayu termahal di dunia. Kelapa dan Aren juga merupakan tanaman konservasi yang juga mempunyai potensi ekonomi yang sangat bagus.

Ada 3 kriteria utama dalam menentukan jenis pohon yang akan ditanam :

  1. Bisa tumbuh di lahan (sesuai dengan kondisi lahan),
  2. Mempunyai karakter konservasi (menyerap/menyimpan air, mengikat tanah, mengasilkan oksigen) : Spesies tanaman prioritas konservasi ditetapkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dalam Workshop Penetapan Spesies Prioritas Konservasi: Dipterocarpaceae (Meranti) dan Thymelaeaceae (Gaharu) yang digelar di Kebun Raya Bogor Senin, 27 September 2010, juga tanaman jenis Palm (kelapa, aren).
  3. Mempunyai potensi ekonomi : Gaharu, Kelapa dan Aren.

Mari,,,mari,,,siapa mau ikutanmenanam pohon di Merapi? Ini sebuah ajakan bukan perintah layaknya Ibu Presiden Ani Y (istrinya pak Presiden SBY) lho,....

Salam Hijau Lestari,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun