Di tengah kerusakan moral masyarakat yang merajarela, menjamur, dan berkerak itu. Ternyata ada seorang pemuda yang baik parasnya, yang baik pula akhlaknya. Dia sudah lama ditinggal mati sang ayah, ketika sedang berada di dalam kandungan sang bunda. Pemuda tangguh ini telah mengawali hidup yang telah berdinamika. Bahkan untuk mendapatkan ASI yang memenuhi gizinya, dia harus berpindah-pindah tangan, karena memang pada saat itu Sang Bunda sedang mengalami kesulitan, hingga tak bisa memberikannya ASI. Kemudian menginjak angka terakhir di golongan balita, anak lelaki itu ditinggal oleh sang bunda, kemudian mengikut kakek, diasuhnya.