Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Judul Lagu Dangdut Paling Membumi

16 September 2014   00:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:35 1515 1
Akhir-akhir ini saya sedang terlibat di program Santri Bernyanyi, program ini memberikan pelatihan-pelatihan penulisan lirik, membuat lagu-lagu religi dan bagian saya adalah memberikan pelatihan public speaking bagi para santri dan ustadz/ustadzah.

Di dalam program ini terlibat pula tokoh musik yang sudah sangat senior, yaitu Mas Jocky Suryoprayogo selain itu ada pula Candra Malik dan Doddy Katamsi.

Disela-sela rehat, saya sempat berbincang-bincang dengan Mas Jocky, beliau sangat prihatin dengan kondisi musik di tanah air. Banyak musisi kita yang membuat lirik lagu yang tidak mempertimbangkan aspek dampak bagi penikmatnya, ada lirik lagu yang begitu putus asa karena cinta, ada lagi yang begitu memuja wanita sampai rela mati, atau bahkan yang mengajarkan tentang cinta sesaat.

Tidak ingin berpolemik tentang hal tersebut, seniman musik punya alasan masing-masing dalam menulis lagu dan tentu ada  satu alasan yang sama yaitu " kebebasan dalam berkesenian".

Lantas saya merenung dan mengingat kembali disaat awal terjun ke dunia radio, dan radio dangdut adalah awal dari persentuhan. Saya yang tidak mengenal lagu dangdut menjadi wajib mempelajari dan mengenal lagu-lagu dangdut, karena selama ini yang saya kenal adalah seputar sang Raja Dangdut saja dan Umi Elvi Sukaesih.

Stigma lagu kampungan, lirik yang udik dan segudang cela bagi lagu-lagu dangdut menjadi terjawab ketika saya mulai ada di Radio Dangdut. Judul lagu dangdut itu memang sangat bombastis tapi sekaligus membumi dan apa adanya dan itulah fenomena masyarakat Indonesia.

Gubuk Derita, Sepiring Berdua, Gelandangan, termiskin di dunia (yang terahir rasanya harus masuk rekor dunia )  adalah contoh-contoh judul lagu dangdut yang bernuansa ekonomi rakyat kita.

Judul lagu dangdut seringkali menggunakan nama seseorang dan cukup dikenal oleh pecintanya, sebut saja Jacky, Kana, Ani, Bang Thoyib, Ramona adalah nama-nama yang menjadi sumber inspirasi pencipta lagu dangdut.

Dunia binatang tidak luput untuk diangkat menjadi inspirasi lagu dangdut, Air Mata Buaya, Serigala Berbulu Domba, Kupu-Kupu, Kumbang Cinta.

Judul lagu dangdut seringkali pula sangat linear dengan isi lagunya atau dengan kata lain antara judul lagu dengan isi lagu yang tergambar dalam lirik-liriknya sangat tersurat dengan kasat mata. Sebagai contoh lagu Duda, Duda dan Janda, Gadis atau Janda, Janda Kembang, Janda Genit,  kesemua lagu tersebut antara judul dan isi begitu linear, jelas dan vulgar.

Entah mengapa seiring waktu berjalan judul lagu dangdut sekaligus lirik-liriknya menjadi seronok dan mendekati ke arah asal bikin, berbeda dengan masa lampau walau apa adanya tetapi masih mengedapankan unsur etika.

Cinta Satu Malam, Belah Duren, Mimpi Basah, Mabuk Janda, dan maih banyak lagi yang lainnya. Lagu-lagu tersebut mengandung usnur erotisme dalam kata-katanya, dalam hal ini antara membumi dan kehilangan kreatifitas menjadi samar.

Banyak sekali lagu dangdut yang diberi stigma kampungan tapi sangat enak didengar bahkan sangat terkenal bagi kalangan yang tidak suka dangdut sekalipun, Lagu Selamat Malam miliknya Evie Tamala, lagu Terlena miliknya Ikke Nurjanah, dan sudah barang tentu lagu-lagunya The King Of  Dangdut.

Ketika penggiat dangdut seringkali agak marah ketika disebut kampungan, akan tetapi tidak jarang mereka memanfaatkan ke kampunganan itu menjadi komoditas, dengan dalih bahwa dangdut adalah segmen bawah yang tidak perduli dengan nilai-nilai estetika kata, lantas bagaimana dengan pesan moralnya?.

Bagaimanapun saya bangga pernah berkecimpung di radio dangdut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun