Mahasuci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu tidak sia-sia, termasuk imajinasi yang diciptakan-Nya. Imajinasi boleh disebut sebagai makhluk abstrak yang keberadaannya tak terjamah kamera, namun terlihat mata jelmaannya dalam kehidupan nyata. Sebut saja gedung-gedung pencakar langit, bangunan-bangunan unik, antik, dan sebagainya, semua itu lahir dari imajinasi. Namun, tidak semua orang mampu memberdayakan imajinasinya yang super hebat itu. Mereka yang memberdayakan imajinasi hanyalah orang-orang "pilihan" yang sudah melalui tahapan yang saya sebut pembelajar jungkir balik, alias belajar sungguh-sungguh tanpa selingan pacaran. Maka, berkaitan dengan kehebatan imajinasi, saya ingin menyebut para novelis termasuk orang-orang pilihan itu. Saya tegaskan: TERMASUK. Berarti selain novelis masih banyak yang memanfaatkan imajinasi kepada karya-karya lain, dan novelis termasuk menjadi bagiannya.
KEMBALI KE ARTIKEL