Menggali Filosofi Hidup Lewat "Living Philosophy" Yogyakarta
Bertempat di Lab Hukum RG Debat Buya Hamka, UAD, semangat untuk menjelajahi makna di balik "Sumbu Filosofi Yogyakarta" memenuhi pagi itu. Dengan dipandu oleh sebuah film dokumenter yang menginspirasi, mahasiswa dibawa untuk memahami garis imajiner yang menghubungkan Pantai Parangkusumo, Panggung Krapyak, Keraton, Tugu Pal Putih, dan Gunung Merapi . Konsep Sumbu Filosofi mengungkap siklus kehidupan manusia dan hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, serta alam jagad. Melalui diskusi ini, mahasiswa merenungkan makna filosofis yang dalam, memperdalam penghormatan terhadap warisan budaya Yogyakarta.
Museum Muhammadiyah Yogyakarta: Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya
Perjalanan tak berakhir di sana. Setelah diskusi film, mahasiswa melanjutkan perjalanan ke Museum Muhammadiyah Yogyakarta. Di sana, mereka disambut dengan hangat oleh staf museum. Melalui setiap artefak dan manuskrip kuno yang dipamerkan, peserta merasakan kekayaan sejarah dan budaya. Museum ini menjadi saksi gerakan Muhammadiyah, menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal Yogyakarta.
Perasaan yang tersirat Bangga, Syukur, dan Kagum
Setelah pengalaman yang mendalam ini, mahasiswa tidak hanya merasa terinspirasi, tetapi juga terlibat secara emosional. Mereka merasa bangga menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan budaya. Rasa syukur atas kesempatan ini terpancar dari setiap ekspresi wajah. Dan di antara semua itu, ada rasa kagum yang mendalam---kagum pada sejarah, keragaman, dan semangat kolektif untuk memahami serta menghargai kebinekaan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan toleransi semakin diperkuat dan pemahaman tentang kekayaan budaya Nusantara semakin terkaya. Dengan menyelami dan merasakan keberagaman tersebut, mahasiswa menjadi agen perubahan yang memperkuat kebhinekaan sebagai kekuatan utama bangsa dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.