Betul, Anda memang harus menjadi tukang mempengaruhi, tentu saja dalam pengertian yang baik dan benar. Sebab, seperti hukumnya di kehidupan saban hari, sebagai praktisi PR Anda juga tidak dibenarkan berdusta, tak diijinkan berbohong, tak dipersilakan menjadi orang beridentitas lain di bibir, lain di hati, lain pula di perilaku.
Walhasil, pada teknik persuasif, Anda harus mampu memprovokasi. Anda harus bisa mempengaruhi. Anda harus sanggup merangsang. Anda harus dapat “memaksa” orang untuk mengikuti atau melakukan apapun yang Anda inginkan. Singkat kata Anda harus jadi tukang “kompor”, tukang provokasi.
Bagaimana caranya memprovokasi orang lewat tulisan? Kalau Anda punya pertanyaan sejenis itu, tandanya Anda mulai terpengaruh alias “terkompori”. Sabar…sabar…sabar...