Apa yang diucapkan oleh Titiek sangatlah menggelikan. Bagaimana bisa menganggap pemberian nama bandara kepada Bapak Bangsa sebagai salah satu prestasi Suharto dalam menjunjung tinggi Sukarno? Apakah menjunjung tinggi martabat seorang pahlawan cukup dengan menaruh namanya di bandara terbesar di ibu kota? Bagaimana mungkin hal tersebut bisa disebut sebuah junjungan, ketika nama sang proklamator masih dilumuri dengan fitnah-fitnah keji yang ditimpakan pada dirinya selama pemerintahan Orde Baru?
KEMBALI KE ARTIKEL