Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Menanggapi Kasus Bulliying BK yang Lagi "HOT"

5 Januari 2013   20:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:28 327 2
Saya pernah mengalami sendiri, dibulliying oleh orang yang bahkan sama sekali tidak saya kenal. Ini terjadi beberapa tahun silam melalui Hp pribadi saya, rasanya sakit dan menggugah emosi tapi seperti biasa tenang dulu saya tidak ingin menanggapinya secara kasar. Dikirim sms-sms yang bunyinya menghina diri saya dari berbagai segi bahkan sempat membawa-bawa teman dekat saya sehingga memaksa saya harus mencurigainya tapi tentu saja saya tak  begitu saja antipati terhadap teman saya karena saya tahu kualitas persahabatan kami yang tidak pernah saling menyakiti.

Berhari-hari Hp terus berdering jika saya angkat dimatikan, dan SMS terus mengalir, sempat saya tantang untuk silahkan hadir dirumah saya untuk menyelesaikan masalah antara kami jika memang saya punya salah kita selesaikan secara jagoan dan bukan dengan jalan pengecut main teror dari belakang, saya pun menyatakan saya akan meminta maaf jika saya salah tapi tetap saja tak berani muncul. Almarhum ayah saya selalu mengajarkan agar saya berani menyelesaikan masalah face to face, jangan main pukul dari belakang atau mengadu teman agar bisa main keroyok, satu lawan satu jika memang kamu jagoan.

Tapi namanya tukang bulliying dikasih ceramah model terbaru pun ya gak mempan hehehe, akhirnya saya beranikan bertanya pada teman saya apakah dia yang kirim sms ternyata bukan dan dia sendiri ternyata juga dibulliyimg dikira saya yang kirim, lagi ngumpul-ngumpul eh ternyata tetangga juga pada kena bulliying akhirnya kami sepakat untuk mengabaikan karena  pelakunya orang kurang waras dan tidak jelas identitasnya dan akhirnya berhenti sendiri karena semua sudah pada tahu dan gak merespon mau dituntut lha orang nya keburu kabur entah kemana.

Karena itulah saya mengerti sekali betapa rasa sakit yang dirasakan  bunda khadijah, sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari ada ketidak cocokan disana-sini tapi semestinya tak perlu sampai melakukan bulliying, Jadilah pemberani kemukakan kesalahan orang lain dihadapan mukanya langsung secara pribadi tentunya, saya yakin jika memang bunda punya salah siap untuk instropeksi diri dan minta maaf dan sebaliknya kita sendiri jika punya salah harus berani muncul mengatakan saya salah dan minta maaf, tidak ada orang yang menyelesaikan masalahnya dengan cara bulliying kecuali "pengecut" setidaknya itu menurut pemahaman saya.

Sampai saat ini sayapun tentunya tidak bisa memutuskan bahwa si "Anu" sudah pasti pelakunya jika hanya berdasarkan otak saya sendiri, menduga boleh tapi menuduh secara langsung tanpa bukti sudah pasti ini cara kurang tepat, karena itu meski saya tidak turut melakukan investigasi secara langsung seperti detektif ken Hirai, dan yang lainnya. Setidaknya saya mendukung sepenuhnya untuk kasus ini bisa terungkap sehingga pelaku merasa jera sekaligus bisa jadi contoh bagi yang lain untuk berhati-hati menggunakan fasilitas yang dimiliki baik berupa mulut, alat teknologi, teman yang setia mendukung agar tidak digunakan dalam hal yang bisa menyakiti orang lain.

Sanksi terberat bagi pelaku adalah ketika penduduk kompasiana mengetahui siapa dirinya sebenarnya dan betapa pengecutnya dia, hadiah pertama yang akan diraih sudah pasti malu, yang kedua hilangnya kepercayaan dari lingkungan, masih juga akan dapat medali berupa denda atau kurungan penjara jika kepolisian memutuskan demikian, emmm sayang sekali jika hidup yang indah harus berakhir dengan cara yang tragis hanya karena tidak bisa menjaga lidah.

Semoga tidak terjadi lagi kasus bulliying sehingga tidak akan ada lagi korban yang merasa tersakiti seperti saya dimasa lalu, bunda khadijah, bang Arke maupun lainnya.  cukup sudah, STOP bulliying atau anda yang hobi bulliying jika tidak mau berhenti tunggu saja Tuhan yang maha kuasa sudah menyiapkan ganjarannya.

Saya menyayangi sahabat pembaca sekalian sebagai sahabat saya dengan setulusnya tapi jika anda melakukan bulliying, dan tidak ada niat bertaubat maka lupakan saya sebagai sahabat anda. karena saya ingin hidup tenang tak ingin menyakiti dan tak ingin disakiti.

Salam damai, Tsalis Ku.

Madinah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun