Â
Dalam kemajuan jaman, kesenjangan sosial sering kali terjadi di mana saja, tidak terkecuali di lingkungan kampus. Mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah sering mengalami kesenjangan sosial di lingkungan kampus. dimana orang sering diperlakukan tidak adil dalam pergaulan atau pertemanan Banyak mahasiswa sekarang belajar tentang mode dan merek pakaian terkenal, yang menunjukkan status sosial mereka. Beberapa mahasiswa dengan status sosial ekonomi yang rendah sering mengalami kesenjangan sosial antar pertemanan. Kebanyakan dari mereka percaya bahwa mereka tidak dapat mengikuti kegiatan di luar kampus karena biayanya tinggi. Ini adalah masalah umum di dunia kampus. Terlepas dari fakta bahwa banyak kegiatan dibiayai oleh kampus, sebagian besar adalah biaya yang dibayar oleh mahasiswa sendiri. Ini termasuk kegiatan yang diselenggarakan oleh UKM dan organisasi intrakampus lainnya.
Menurut alisa dan prambudi (2023) menjelaskan jika terjadinya kesenjangan di lingkungan kampus juga di pengaruhi oleh berberapa faktor salah satunya ialah kesenjangan pada ekonomi yang berbeda pada setiap mahasiswa. Pada masa sekarang dimana perkembangan jaman sudah sangatlah maju membuat terjadinya kesenjangan sosial juga di pengaruhi oleh berberapa mahasiswa yang mengerti tentang fashion, budaya dan juga gaya hidup. Mereka memanfaatkan penghasilan dari orang tua mereka untuk memenuhi gaya hidup mereka untuk membeli barang -- barang fashion yang bermerk. Ditambah pada era kemajuan jaman saat ini juga membuat masyarakat berbondong-bondong untuk memamerkan barang fashion mereka yang memiliki harga yang mahal. Semakin mahal suatu nilai, semakin tinggi kesenjangan sosial yang terjadi di antara kalangan mahasiswa.
Pada masa sebelum berkembangnya modernisasi, kesenjangan sosial sudah sering terjadi, khusunya pada kesenjangan di ekonomi dan juga pendidikan. Dahulu, masyarakat menilai jika seseorang memiliki pendidikan yang tinggi tentu mereka memiliki status sosial yang sangat di pandang, hal tersebut juga berlaku pada kesenjangan ekonomi. Masyarakat yang di nilai memiliki kekayaan yang lebih di anggap memiliki kasta yang tinggi. Hal tersebut masih terjadi pada era perkembangan jaman saat ini.
Saat ini penerima beasiswa maupun bantuan PIP (program indonesia pintar) masih banyak mengalami kesenjangan sosial. Tidak sedikit dari mereka merasakan minder dan kurang percaya diri dengan menerima bantuan tersebut. Padahal seharusnya semua kalangan berhak mendapatkan perlakuan yang sama. Tidak sedikit terjadinya kasus pembullyan akibat kesenjangan sosial yang ada di kalangan masyarakat. Bahkan hingga menyebabkan seseorang melakukan tindakan dimana memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Dalam lingkungan kampus terkadang kesenjangan sosial terjadi antara satu orang dengan orang yang lain secara berkelompok. Dimana saat ini, banyak mahasiswa yang memiliki status sosial yang sama memilih untuk berteman atau berkelompok. Begitu pula sebaliknya, bagi mahasiswa yang memiliki status sosial yang di rasa di bawah mereka, akhirnya memutuskan untuk tidak berteman atau bahkan memilih teman yang di anggap setara karena merasa jika status mereka saat ini tidak setara dengan mereka, walau pada dasarnya tidak semua itu benar. Namun kembali lagi pada budaya dan pola pikir masyarakat yang menganggap jika perbedaan merupakan sebuah kesenjangan, hal itu lah yang membuat adanya perbedaan sosial terjadi di lingkungan mahasiswa. Pertemanan adalah ketika dua orang saling bergantung secara sukarela pada satu sama lain dengan waktu, kasih sayang, keakraban, dan sikap saling membantu. Namun, dari perspektif siswa hedonisme, pernyataan tersebut tidak tepat. Seolah-olah pergaulan dengan sifat-sifat ini akan menciptakan perbedaan antara "kaya" dan "miskin". Mahasiswa yang benar dan baik yang harus berpikir kritis tidak harus memiliki sifat-sifat ini. Agar tidak terjadi kesenjangan sosial di kampus, mahasiswa seharusnya berteman dengan siapa saja tanpa memperhatikan latar belakang mereka.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, mahasiswa dan pemuda memiliki peran penting dalam mengatasi ketimpangan sosial di masyarakat. Kesenjangan sosial ini harus dicermati melalui kegiatan kebangsaan di daerah. Dengan demikian, peran mahasiswa dan kampus benar-benar akan dirasakan kehadirannya oleh masyarakat Indonesia.
Kesenjangan ini bukan hanya tentang perbedaan status ekonomi, tetapi juga meliputi akses terhadap pendidikan, peluang kerja, dan bahkan kehidupan sosial. Faktor-faktor seperti latar belakang keluarga, tempat tinggal, dan budaya dapat memperparah kesenjangan ini.
Bentuk-Bentuk Kesenjangan Sosial:
* Kesenjangan Ekonomi: Mahasiswa dari keluarga kurang mampu seringkali kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama masa perkuliahan. Hal ini dapat menghambat fokus belajar mereka dan mendorong mereka untuk mencari pekerjaan sampingan yang memakan waktu.
* Kesenjangan Akses Pendidikan: Mahasiswa dari daerah terpencil atau kurang maju mungkin memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan berkualitas. Hal ini dapat membuat mereka tertinggal dalam hal pengetahuan dan keterampilan dibandingkan dengan mahasiswa dari kota-kota besar.
* Kesenjangan Peluang Kerja: Mahasiswa dari keluarga kurang mampu mungkin memiliki peluang kerja yang lebih kecil setelah lulus. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya koneksi, pengalaman kerja, dan akses terhadap informasi lowongan pekerjaan.
* Kesenjangan Kehidupan Sosial: Mahasiswa dari latar belakang budaya yang berbeda mungkin mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus yang baru. Hal ini dapat membuat mereka merasa terasing dan sulit untuk membangun pertemanan.
Dampak Kesenjangan Sosial:
Kesenjangan sosial di kalangan mahasiswa dapat membawa dampak negatif bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dampak-dampak tersebut antara lain:
* Penurunan Prestasi Akademik: Mahasiswa yang mengalami kesenjangan sosial mungkin mengalami kesulitan untuk fokus belajar dan mencapai prestasi akademik yang optimal.
* Stres dan Depresi: Kesenjangan sosial dapat menyebabkan stres dan depresi bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu atau yang mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus.
* Kesenjangan Sosial di Masyarakat: Kesenjangan sosial di kalangan mahasiswa dapat memperparah kesenjangan sosial di masyarakat secara keseluruhan.
* Ketidakstabilan Sosial: Kesenjangan sosial yang tidak teratasi dapat memicu ketidakstabilan sosial, seperti demonstrasi dan kerusuhan.
Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial:
Mengatasi kesenjangan sosial di kalangan mahasiswa membutuhkan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan:
* Meningkatkan Akses Pendidikan: Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan berkualitas bagi semua mahasiswa, termasuk mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu dan daerah terpencil.
* Memberikan Bantuan Keuangan: Pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat memberikan bantuan keuangan kepada mahasiswa kurang mampu untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup selama masa perkuliahan.
* Meningkatkan Kesempatan Kerja: Pemerintah dan perguruan tinggi perlu bekerja sama untuk meningkatkan peluang kerja bagi mahasiswa setelah lulus.
* Membangun Kehidupan Kampus yang Inklusif: Perguruan tinggi perlu membangun kehidupan kampus yang inklusif dan ramah bagi semua mahasiswa, sehingga mereka merasa diterima dan dihargai.
* Meningkatkan Kesadaran tentang Kesenjangan Sosial: Perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi tentang kesenjangan sosial kepada seluruh civitas akademika, sehingga mereka dapat memahami dan mengambil peran untuk mengatasinya.
Â
Kesimpulan:
Kesenjangan sosial di kalangan mahasiswa merupakan isu yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif.Menangani kesenjangan ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah dan perguruan tinggi, tetapi juga seluruh civitas akademika dan masyarakat luas.Dengan bekerja sama, kita dapat membangun dunia perkuliahan yang lebih adil dan inklusif, sehingga semua mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi penuh mereka tanpa memperdulikan status maupun background mereka. Tidak hanya itu, pihak kampus di harapkan dapat lebih memperhatikan lagi agar tidak ada terjadinya kesenjangan sosial yang pada akhirnya menimbulkan dampak negatif bagi mahasiswanya.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
REFRENSI
Elvera, R. S. (2019). Pengaruh Tingkat Kesenjangan Sosial Ekonomi Terhadap Gaya Berbusana Mahasiswa. In Universitas Negeri Yogyakarta.
Shafwa, A. F., & Handoyo, P. (2023). Konstruksi Mahasiswa Terhadap Kesenjangan Sosial Ekonomi di Lingkungan Kampus Kota Surabaya. In Jurnal Dinamika Sosial Budaya: Vol. Vol.25 (Issue No.2, pp. 144--152). https://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
Wachidah, K., & Wulandari, F. E. (2014). MITOS KESEMPATAN SAMA DAN REPRODUKSI KESENJANGAN SOSIAL: Gambaran Nyata Kesenjangan Sosial dalam Pendidikan terhadap Anak-anak Petani Tambak Pinggiran Sidoarjo. Society, Jurnal Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, 88--89.
Â