Rapat paripurna DPR pagi ini benar-benar menjadi bukti, bahwa ke intelektualan mereka raib entah kemana. Yang katanya bergelar Doktor bahkan profesor, malah seperti pengangguran yang "nongkrong" di terminal dan pasar yang saling serang, ribut mengincar jatah.
Anggota dewan yang katanya terhormat dan bermartabat, semakin menunjukkan bahwa nilai-nilai musyawarah mufakat telah hilang dari negeri ini. Sungguh saya seperti menonton acara Animal Planet yang menyuguhkan betapa kerasnya hidup sebagai binatang di hutan belantara yang luas. Saling memangsa satu sama lain untuk mempertahankan hidup dengan cara yang tidak manusiawi (karena mereka memang binatang).
Lalu apakah yang kita harapkan dari hasil rapat paripurna DPR ini? Adakah mereka sadar bahwa seharusnya mereka memperjuangkan nasib rakyat yang semakin hari semakin terpuruk? Sadarkah mereka bahwa apa yang mereka lakukan di sana di saksikan oleh jutaan masyarakat di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Di manakah rasa malu mereka? Ataukah mungkin "kemaluan" mereka kecil?
Para demonstran juga tidak kalah beringasnya. Sungguh, bukan simpati yang akan mereka dapatkan, tetapi justru cibiran dan cemoohan. Mereka layaknya orang-orang barbar yang tidak berbudaya sama sekali. Apa yang mereka perjuangkan? Haruskah dengan cara seperti itu?
Apakah demokrasi harus seperti ini? Kalau seperti ini, saya lebih memilih tidak ada demokrasi tetapi keadaan damai, tentram dan rakyat sejahtera. Terkadang kita lupa, teriak-teriak Allahuakbar tapi kelakuan barbar.