Oleh: Try Gunawan Zebua
Gunungsitoli, Senin, 29 Mei 2023
Masalah adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi siapapun tanpa terkecuali. Bahkan ada yang sampai di juluki atau di labeli sebagai sang "pembuat masalah," "sumber masalah," "pencipta masalah," dan lain sebagainya. Seolah-olah orang yang melabeli seseorang itu kenal atau paham betul, akan seperti apa dan bagaimana masalah itu.
Apakah itu masalah? Kata masalah dapat kita defenisikan dari berbagai sudut pandang, termasuk berbagai hal lain selain masalah itu sendiri. Jika kita melihat masalah dari segi bidang kehidupan, dimana semua bidang kehidupan pasti tersentuh dengan masalah, maka masalah membentuk istilah yang baru. Bukan untuk mengurangi atau sengaja menambahi, tetapi untuk mempertegas dan memberikan arti suatu hal yang lainnya.
Misalnya masalah kehidupan adalah masalah yang terjadi dalam kehidupan ini. Lebih spesifik lagi, misalnya masalah ekonomi adalah masalah dalam bidang ekonomi, masalah sosial adalah masalah dalam bidang sosial, masalah politik adalah masalah dalam bidang politik, serta berbagai masalah pada bidang kehidupan lain yang spesifik.
Masalah juga dialami oleh lintas generasi, dimana masalah yang dialami oleh bayi disebut sebagai masalah bayi, masalah yang dialami oleh remaja disebut sebagai masalah remaja, dan lain sebagainya. Masalah dialami oleh berbagai generasi, baik itu yang masih bayi, anak-anak, remaja, orangtua, kakek dan nenek, hingga kepada generasi yang lainnya, yang lebih tua lagi. Mulai dari makanan dan minuman, yang membuat lapar dan haus, apalagi terkena berbagai penyakit. Begitu juga pakaian yang kekecilan membuat sesak napas, maupun pakaian seseorang yang kelonggaran yang dapat membuat kita menyapu jalanan, dan lain sebagainya.
Bahkan dari segi kebiasaan sehari-hari dapat menimbulkan masalah. Hal tersebut jika ada kebiasaan yang baik sebelumnya, akan berubah menjadi buruk jika kita berada pada lingkungan yang kurang baik (buruk). Pintar-pintarnya kita dalam membawa dan menaruh diri pada berbagai lokasi yang ada. Apakah mau terpengaruh atau hanya menjadi sebuah pelajaran untuk lebih baik lagi ke depannya.
Serta berbagai hal yang lainnya. Lantas, kapan suatu masalah bermanfaat? Itu berarti kita melihat untung, maupun ruginya. Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, apakah masalah dapat bermanfaat? Masalah tersebut dapat bermanfaat kepada siapapun tanpa terkecuali.
Hal tersebut karena saat kita tertimpa oleh berbagai masalah, apalagi dengan jenis dan kadar yang berbeda, dapat membuat kita menjadi seorang pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana. Selain itu, dapat membuat kita memperoleh sebuah pelajaran atau nasehat di baliknya, sehingga kita dapat mencapai target lebih pasti dan hidup yang lebih bermanfaat, apalagi positif. Asalkan semua itu ke arah yang positif, sehingga bermanfaat atau berguna bagi siapapun tanpa terkecuali.
Bukan merusak atau mencelakakan, tetapi bermanfaat atau menguntungkan. Itu karena segala sesuatu yang positif, lebih cenderung baik dan berguna bagi siapapun tanpa terkecuali. Jadi, suatu masalah bermanfaat jika ke arah yang positif, bukan negatif. Kemudian, timbul lagi pertanyaan, kapan itu bisa positif. Positif atau negatifnya suatu masalah, baik atau buruknya suatu masalah, bukan di lihat dari jumlahnya, melainkan arahnya.
Sesuatu itu, bisa jadi jumlah sedikit maupun banyak, akan mengarah ke arah yang positif (bermanfaat), maupun negatif (merusak). Misalnya dalam kasus sebuah minat pada hal apapun. Minat itu adalah suatu keinginan, kemauan dan niat yang dimiliki oleh seseorang akan suatu hal tertentu, yang sedang dikerjakan atau lakukan. Minat tersebut, jika dalam jumlah sedikit, akan tanggung karena tidak menggairahkan. Tetapi, jika dalam jumlah (kadar) yang banyak akan sangat berguna, membuat seseorang menjadi lebih semangat, bergairah, konsentrasi, dan fokus melakukan segala sesuatu. Lebih nyaman atau menikmati apapun yang dilakukan.
Sehingga pasti, akan membuat apapun yang dikerjakan atau dilakukan, akan menjadi lebih maksimal lagi (profit atau produksi meningkat). Asalkan dari hati, murni dan tujuan yang baik. Apalagi jika ditambah dengan bumbu motivasi, akan lebih dapat membuat minat itu menjadi bertahan lama dan tidak mudah tergoyahkan, oleh berbagai situasi dan kondisi apapun.
Tetapi, minat yang dalam jumlah banyak baru bermanfaat, akan berbanding terbalik dengan sebuah yang disebut sebagai kecemasan. Maksudnya adalah kecemasan itu baru memberikan manfaat, jika dalam kadar atau jumlah yang sedikit. Itu karena jika dalam kadar atau jumlah sedikit, dapat dikendalikan dan diarahkan. Dapat membuat kita lebih fokus dan meningkatkan segala hal yang kita lakukan atau kerjakan, menjadi lebih baik lagi.
Pada intinya, sebuah masalah itu bermanfaat bukan dilihat dari jumlah atau kadarnya, melainkan dari segi yang lain, kalau menurut saya, yaitu: pada kondisi terkendali, teratur (konsisten) dan kondusif. Terkendali, maksudnya adalah dapat dikendalikan atau membuat kita menjadi dapat diarahkan. Bukan asal-asalan atau sembrono, bukan juga kemana-mana larinya.
Selain itu, teratur (konsisten) adalah saat masalah itu dapat berjalan secara kontinu, tidak tiba-tiba hilang di tengah jalan, apalagi jika dicampur dengan terkendali dan kondusif. Maksudnya adalah 3 hal yang saya katakan di atas, harus saling berirama atau beriringan, untuk saling melengkapi dan memperkuat, bukan malah saling menghancurkan atau menjatuhkan. Jika, konsisten, kita dapat mengoreksi sesuatu tujuan kita, mana yang harus dikurangi atau ditambahkan. Dapat membuat kita berpikir dan mengevaluasi.