Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Surat Cinta

11 Mei 2012   08:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27 105 0

Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat. Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak Pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tertidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga malam terakhir. Yang siap memberikan yang terbaik bagiku. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya. Maaf Akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa di banding Dia. Kau sangat Lemah, kecil, dan kerdil di hadapanNya. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan, akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya. Akhi, belum terlambat untuk bartaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang kita lakukan, marah karena setitik sentuhan yang pernah kita lakukan, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng montormu, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun