Pendidikan tinggi sering dianggap sebagai puncak pendidikan formal yang menghasilkan individu intelektual dan profesional. Dalam pandangan Islam, profesionalisme tidak hanya berkaitan dengan kemampuan teknis atau prestasi akademik, tetapi juga dengan penerapan nilai-nilai etika, moral, dan spiritual dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Profesionalisme Islami menawarkan pendekatan yang lebih luas dibandingkan definisi profesionalisme pada umumnya. Islam memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah yang memerlukan niat yang tulus, kejujuran, dan komitmen. Sayangnya, banyak lulusan perguruan tinggi saat ini hanya mengejar capaian akademik tanpa memperhatikan aspek etika atau tanggung jawab sosial. Hal ini menunjukkan pentingnya penerapan konsep profesionalisme Islami yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan ajaran agama. Salah satu solusi untuk membangun profesionalisme Islami adalah menggabungkan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai agama dalam kurikulum pendidikan tinggi. Lulusan tidak hanya perlu menguasai bidangnya, tetapi juga memahami nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Misalnya, mata kuliah agama dapat diajarkan bukan hanya sebagai teori, tetapi juga disisipkan dalam setiap bidang studi agar dapat memperkuat karakter dan moral mahasiswa. Dalam Islam, profesionalisme tidak hanya berkaitan dengan penguasaan keahlian di suatu bidang tertentu, tetapi juga mencakup aspek moral dan spiritual. Profesionalisme yang sejati dalam Islam menganggap pekerjaan atau profesi sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, niat yang ikhlas menjadi dasar penting dalam menjalankan profesi.
KEMBALI KE ARTIKEL