Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mengalahkan Keserakahan dan Arogansi, Kisah Devi Mahatmyam Menaklukkan Rakthabija Shumbha dan Nishumbha

10 April 2012   21:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 579 0

Cerita-cerita menarik dari Kisah Devi Mahatmyam sebenarnya menggambarkan nafsu hewani dalam diri manusia yang digambarkan sebagai raja-raja asura sakti yang mengalahkan para dewa, elemen alami dalam diri manusia. Dan, asura sakti tersebut bisa menguasai tiga dunia, nafsu hewani tersebut dapat menguasai diri manusia pada masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang. Akan tetapi kesadaran tidak pernah kalah, pada waktu sang manusia sadar bahwa ada kekuatan yang tak terbatas, dan manusia mohon pertolonganNya, maka Dia akan membantu manusia menaklukkan nafsu-nafsu hewani tersebut.

Shumbha dan Nishumbha adalah Raja Kembar Asura putra Resi Kasyapa dan Dhanu. Raktabija adalah salah seorang panglima dari Raja Kembar Shumbha Nishumba yang berkat tapanya yang luar biasa mendapatkan anugerah kesaktian dari Brahma, sehingga setiap tetes darahnya yang jatuh di bumi akan menjadi kloning dari wujudnya. Semua makhluk takut kepadanya, karena setiap dia dilukai musuhnya, tetesan-tetesan darahnya akan menjadi wujud-wujud Raktabija yang banyak, sehingga musuh-musuhnya dibuat kewalahan. Shumba dan Nishumbha juga mendapatkan anugerah dari  Brahma bahwa mereka tidak dapat mati kecuali oleh perempuan perkasa yang lebih kuat dari mereka. Mereka yakin adalah mustahil bila ada perempuan yang lebih kuat dari diri mereka. Chanda dan Munda adalah bekas panglima Mahishasura yang kala Mahishasura ditaklukkan Durga melarikan diri dan mengabdi kepada Shumba dan Nishumbha. Dengan kesaktian Shumbha dan Nishumbha beserta para panglimanya, para asura dapat mengalahkan Indra, Surya, Chandra, Kubhera dan Yama. Mereka kemudian minta para resi untuk melakukan persembahan kepada mereka. Para dewa kemudian datang kepada Trimurti, Brahma, Vishnu dan Shiva melaporkan kekalahan mereka menghadapi Shumbha, Nishumbha dan anak-anak buahnya. Para dewa kemudian diminta menemui Parvati yang sedang bertapa di Pegunungan Himalaya.

Para dewa kemudian datang kepada Parvati sebagai salah satu wujud Bunda Ilahi. Parvati tengah melakukan tapa dan menghilangkan kulit tubuhnya yang hitam sehingga menjadi putih sehingga disebut Gauri. Karena Gauri keluar dari lapisan fisik Parvati maka juga sering disebut Koushiki (Kousha – lapisan/kulit). Para dewa menyampaikan bahwa mereka telah dikalahkan oleh Raja Asura Shumba dan Nishumba yang kini menguasai tiga dunia dengan sewenang-wenang. Sang Dewi menyanggupi untuk menaklukkan Shumba dan Nishumbha dan meminta para dewa sabar menunggu....... Chanda dan Munda bekas panglima Mahishasura yang telah menjadi panglima Shumbha Nishumba mengintip para dewa yang menghadap seorang dewi yang sangat cantik. Melihat kecantikan Sang Dewi mereka pergi menghadap raja mereka. Mendengar laporan Chanda dan Munda, Shumbha, sang raja tiga dunia, penakluk semua dewa, kemudian mengirim Asura Sugriva sebagai utusan untuk melamar Sang Dewi.

Sang Dewi berkata kepada Sugriva bahwa dia telah bersumpah bahwa hanya orang yang telah mengalahkannya dalam pertarunganyang akan menjadi suaminya. Bila Shumba ingin menyuntingnya silakan datang dan bertarung dengannya. Sugriva berkata, bahwa semua dewa takluk kepada sang raja yang sekarang menjadi penguasa tiga dunia, mengapa seorang wanita cantik berani menantangnya berkelahi. Sang Dewi berkata, bahwa demikianlah sumpahnya dan itu yang akan dilakukannya. Silakan Shumba atau Nishumba datang dan berkelahi dengannya. Mendengar ucapan Sang Dewi, Sugriva tersinggung dan segera menyampaikan ucapan Sang Dewi kepada sang raja. Atas permintaan Sang Dewi yang tidak masuk akal, Shumba menjadi murka. Shumba kemudian memerintahkan Panglima Dhoomralochana membawa 60.000 tentara asura untuk menangkap Sang Dewi dengan paksa. Bila ada dewa/ksatria yang melindunginya agar dibunuh saja.

Sang panglima datang dan meminta Sang Dewi menuruti perintahnya untuk menghadap Shumbha. Akan tetapi Sang dDwi menolaknya. Sang panglima kemudian berusaha memegang Sang Dewi, namun hanya dengan suara “hum” sang panglima sudah menjadi abu. Pasukan sang panglima segera menyerang sang dewi tetapi Singa Sang Dewi segera menyerang dan hancurlah seluruh pasukan Dhoomralochana. Mendengar panglima Dhoomralochana beserta pasukannya dihancurkan sang dewi, maka sang raja memerintahkan  Chanda dan Munda untuk membawa pasukan yang jauh lebih besar untuk menangkap Sang Dewi dan membunuh singanya. Sang Dewi sangat marah mendengar kedatangan Chanda dan Munda dengan pasukan yang jauh lebih besar. Wajahnya yang cantik menjadi menghitam dan dari dahinya keluar Dewi Kali yang bersenjatakan pedang dan tali. Dewi Kali mengenakan kalung tengkorak manusia dan berbaju kulit harimau. Sang Kali kemudian menelan gajah beserta pengendaranya. Selanjutnya kereta beserta kusirnya pun dilahapnya. Dan gegerlah seluruh pasukan Chanda dan Munda. Chanda maju menyerang dan Sang Kali mengeluarkan suara “ham” dan terpenggallah kepala Chanda. Munda yang membantu maju juga dengan gampang dibunuhnya. Seluruh pasukan asura menjadi kocar kacir dan melarikan diri. Kali kemudian membawa kepala Chanda dan Munda kehadapan Gauri yang juga sering disebut sebagai Chandika. Kali melambangkan Kala yang menelan siapa saja. Chandika berkata, “Wahai Kali karena kau telah membunuh Chanda dan Munda maka kau akan dikenal sebagai Chamunda.”

Mendengar Chanda dan Munda dibunuh Sang Dewi, raja Shumba sangat murka dan mengajak seluruh pasukannya untuk melawan Sang Dewi. Sang Dewi bersiap-siap lengkap dengan seluruh shaktinya para dewa, Indriyani adalah shaktinya Indra, Vaishnavi adalah shaktinya Vishnu, Varahi adalah shaktinya Varaha. Mahesvari adalah saktinya Mahesvara, Kumari adalah shaktinya Kumara, Brahmani adalah shaktinya Brahma. Shakti para dewa datang bersama pasukan mereka bersiap-siap melawan pasukan Shumbha Nishumbha. Panglima Rakthabija maju ke depan dan mengamuk menghancurkan pasukan para shakti. Setiap tetes darah yang keluar dari tubuhnya begitu sampai di bumi langsung berubah menjadi kloning Rakthabija dan menyerang lebih ganas. Indriyani memukulnya dengan vajra tetapi darah yang menetes berubah menjadi Rakthabija baru. Vaishnavi memotong tubuhnya dengan chakra, tetapi justru muncul ribuan Rakthabija dari darahnya. Kumari dengan tombaknya, Varahi dengan tombaknya dan Mahesvari dengan trisulanya membantu tetapi Rakthabija menjadi semakin banyak. Para asura yang jumlahnya ribuan mulai mengisi alam semesta dan para dewa sangat khawatir. Dewi Chandika segera berkata kepada kali, “Wahai Chamunda, buatlah wajah Anda sangat luas!” Sang Dewi kemudian memukul Rakthabija dengan gada dan darah yang tetes ditelan oleh Kali. Kemudian seluruh kloning Rakthabija juga ditelan oleh Kali. Akhirnya Rakthabija mati dan tidak dapat tumbuh lagi.

Seluruh dewa dan dewi kemudian berkata, “Wahai dewi yang bersemayam pada diri semua orang, sebagai intelegensia yang memberikan keselamatan dan kebahagiaan. Salam dari kami wahai Narayani (kekuatan bawaan di belakang para dewa, atau kekuatan dibalik Narayana).”

“Sarva mangala mangalye, Shive sarvartha sadhake, Saranye triambike Gauri, Narayani namosthuthe.” Oh Dewi yang memberi semua kebaikan, yang damai, yang memberi semua kekayaan, yang handal, yang memiliki tiga mata, dan yang berwarna keemasan, kami memberi salam kepada Anda, Narayani!”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun