Pagi itu, Yani bersiap-siap dengan antusias. Bersama beberapa teman lamanya, mereka memutuskan untuk mengunjungi Situ Cisanti lagi. "Kesini lagi, masih dengan orang yang sama, dan pemandangannya pun masih sama seperti dulu," ujar Yani sambil tersenyum, mengenang perjalanan mereka sebelumnya.
Situ Cisanti adalah danau buatan yang menampung air dari tujuh mata air utama Sungai Citarum: Pangsiraman, Cikoleberes, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadane, Cihaniwung, dan Cisanti. Danau ini dikenal sebagai Kilometer Nol Citarum, dan tempat itu sangat instagramable dengan banyak spot foto menarik.
"Kita harus berfoto di tugu Kilometer Nol Citarum, itu yang paling ikonik," kata salah satu temannya. Yani setuju dengan semangat. Mereka pun berkeliling danau, menikmati jogging track yang mengelilingi danau itu. Udara dingin dan sejuk menyegarkan, menghapus semua kepenatan yang mereka rasakan.
"Udaranya ya Allah dinginnya, tapi sejuk banget," ujar Yani sambil menarik nafas dalam-dalam, menikmati udara segar pegunungan. Situ Cisanti terletak di kaki Gunung Wayang, tepatnya di Kampung Pejaten, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung Selatan. Lokasinya bisa dicapai dari Bandung melalui rute Majalaya atau Kebun Teh Malabar di Pangalengan.
"Jalannya agak menanjak dan kadang tidak lebar, tapi pemandangannya sangat indah," kata Yani, mengingat perjalanannya yang penuh tantangan namun memuaskan.
Kemarin, paman Yani ada acara dari kantornya di Situ Cisanti, sehingga Yani dan teman-temannya ikut serta. Parkirannya luas, dan banyak warung di sekitar pintu masuk yang menjual berbagai macam gorengan, mie rebus, kopi, dan jajanan lainnya. Mereka pun menikmati waktu bersantai di sana, berfoto, dan menikmati pemandangan yang indah.
Situ Cisanti, dengan tiket masuk sebesar 15 ribu per orang dan parkir motor 5 ribu per motor, serta parkir mobil 10 ribu per mobil, merupakan tempat yang sempurna untuk piknik, makan bersama keluarga, dan melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan. Warga sekitar juga sering memanfaatkan tempat ini untuk berolahraga, seperti lari pagi atau senam bersama.
"Tempat ini benar-benar menenangkan," kata Yani saat mereka duduk di tepi danau, menikmati pemandangan. "Setiap kali datang ke sini, rasanya seperti semua masalah hilang."
Hari itu berlalu dengan cepat, tetapi kenangan yang mereka buat di Situ Cisanti akan selalu dikenang. Yani dan teman-temannya pulang dengan hati yang lebih ringan dan pikiran yang segar, siap menghadapi tantangan baru di hari-hari mendatang.
"Selamat berkunjung, warga!" seru Yani, mengakhiri cerita perjalanannya dengan harapan orang lain juga bisa merasakan keindahan dan ketenangan yang ia temukan di Situ Cisanti.