Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Jadi Dokter? Hanya Cita-Cita Masa Kecil

24 Oktober 2013   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:06 240 0
"Anak-anak, siapa yang cita-citanya mau jadi dokter ?"
"Saya"
"Saya, ibu guru"
"Saya.. saya.., ibu guru"

Banyak orang yang semasa kecilnya bercita-cita untuk menjadi dokter. Anak-anak menganggap dokter adalah cita-cita yang sangat mulia, yang mana mereka bekerja mengabdi untuk kepentingan orang banyak, untuk menyembuhkan orang yang sakit dan membutuhkan pertolongannya.

Namun, seiring berjalannya waktu motivasi anak-anak itu pun menurun hingga akhirnya lenyap. Bukan hanya karena biayanya yang mahal, tetapi juga karena mereka mundur sebelum berperang setelah tahu tidaklah mudah mengemban pendidikan kedokteran. Dan hasil dari seleksi alam pun hanya menyisakan sedikit orang yang akhirnya dapat mengejar cita-citanya.

Seleksi pun terus berlanjut. Hanya yang benar-benar kuat lah yang mampu meneruskan pendidikannya hingga selesai. Sedangkan beberapa ada yang pindah haluan. Akan tetapi setelah yang tersisa telah berhasil mengubah mimpinya menjadi kenyataan, ada segelintiran yang kehilangan tujuan utama untuk apa mereka menjadi dokter.

Kalau ketika mereka kanak-kanak ingin menjadi dokter untuk membaktikan dirinya kepada orang-orang. Setelah menjadi dokter yang sesungguhnya, mereka lupa akan hal itu. Hanya yang berkantong tebal lah yang akan diperlakukan dengan sungguh-sungguh. Yang berdompet tipis ? Jangan berharap banyak untuk mendapat perlakuan yang sama. Namun syukurnya tidak semua dokter bersikap seperti itu.

Kita tetap patut berterima kasih kepada para dokter yang telah bekerja dengan baik untuk kepentingan banyak orang. Segala macam hal telah mereka korbankan untuk dapat menjadi dokter agar bisa membantu dan menolong kita saat kita membutuhkannya.

Dan di Hari Dokter Nasional ini, mari sama-sama kita ucapkan "Selamat Hari Dokter Nasional"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun