Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Para Pemuja Perang

17 Juli 2024   06:33 Diperbarui: 17 Juli 2024   06:55 430 33


Oleh: Tri Handoyo

Hasil survey menunjukan gejala bahwa masa depan setan bakal suram. Menurut data statistik terkini, jumlah manusia yang bertaubat terus merangkak naik. Ditambahi pula dengan kalimat naik cukup signifikan. Ini jelas membuktikan bahwa kualitas setan telah merosot tajam tajam.

"Ini tidak boleh terus terjadi!" seru Kaisar Iblis dengan raut muka menahan murka.

Di sebuah lubang bumi yang sangat dalam, di kelilingi gejolak lava yang panas membara, semua anggota dewan perwakilan setan tampak lesu dan membisu.

Dalam sidang istimewa itu, laporan demi laporan para pakar penggoda manusia membuat kaisar bosan.

Para algojo yang dari tadi memperhatikan wajah junjungannya itu pun ikut gelisah, dan membuat mereka semakin ganas dan beringas menjalankan eksekusi. Hukuman dicelupkan ke dalam lahar sudah menanti bagi pakar yang gagal melaksanakan tugas.

"Saya sudah berhasil menggoda manusia agar menipu!" lapor salah seorang ahli, "Tipuan berkedok agama yang sangat menggegerkan umat!"

Sang kaisar tampak menguap berkali-kali. Sudah banyak laporan tentang dosa menipu, berjudi, mencuri, berkelahi, berzinah, dan bahkan membunuh. Sepanjang hari hanya kejadian menjemukan seperti itu yang ia dengar. Kendati penipuan kali ini dikatakan menipu umat, tapi itu sudah sering tejadi di dalam sejarah panjang perjalanan umat beragama. Bukan hal yang luar biasa.

Antrian laporan semakin tipis. Hampir bisa dipastikan sang kaisar akan meringis karena hari itu akan habis tanpa ada solusi yang fantastis. Jerit tangis para terhukum yang mewarnai ruang sidang sedikit pun tak membuat hatinya teriris.

Beberapa saat kemudian, seorang ulama setan maju melaporkan hasil kerjanya. Ia berdiri di podium dengan penuh percaya diri. "Saya telah berhasil menciptakan perpecahan di antara umat manusia!"

Terdengar sedikit tepuk tangan bersahutan. Sang kaisar tampak menegakkan punggungnya. "Ini mulai menarik," gumamnya lirih. Perpecahan adalah kosa kata yang selalu terdengar merdu.

Setelah menguraikan panjang lebar teknik dan menyodorkan bukti foto-foto hasil kerjanya, setan itu pun lolos dari hukuman, dan sebaliknya langsung mendapat penghargaan.

Dari atas podium ulama setan kembali melanjutkan paparannya, "Bibit permusuhan harus kita pupuk terus hingga tumbuh menjadi pohon peperangan!"

Seruan pujian bersahutan mengiringi tepuk tangan para dewan. "Bagus!" Reaksi sang kaisar mengepalkan tinjunya. Peperangan adalah kosa kata yang terdengar paling indah di telinganya.

Raut muka sangat mengerikan ulama setan itu jelas menggambarkan  derajad kebangsawanannya. Kedua bola matanya menonjol nyaris keluar, sementara hidungnya bolong. Mulutnya robek sampai telinga, sehingga menampakan taring-taring yang runcing. Setan yang paling disegani di kerajaan itu melanjutkan, "Perpecahan dan peperangan terbukti mampu membuat umat manusia lari dari Tuhannya! 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun