Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Malin Modernisasi

15 September 2013   21:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:51 131 0

Ayah,, Ibu,, yah, dua kata yang telah terekam indah Tertata rapi di memoriku

Terlintas di kepalaku, Masih teringat jelas, Bahkan sangat jelas Aku yang selalu rewel Yang selalu menyibukkan mereka, Dengan tangisku, Dengan omongan-omongan yang tak berguna, Namun, kenapa mereka selalu mendengarnya? Mendengar dengan ikhlas semua celotehanku, Padahal banyak urusan lebih penting, Bahkan tak jarang aku membuyarkan semuanya.

Dari mulai aku dilahirkan, Dari jam ke jam, Dari bulan ke bulan, Dari tahun ke tahun, Mereka tetap berdiri untukku, Kini usia Ku sudah beranjak dewasa, Semuanya pun silih berganti,

Kini,, Dunia telah berbalik arah, Disaat Ibu bercerita, aku tak merespon Disaat Ayah memberi nasehat, aku tak patuh. Aku telah sibuk, Sibuk dengan dunia Ku Dunia baruku, Fatamorgana dunia, Aku sadar, Hati mereka telah kusakiti Sungguh besar dosaku Ada apa denganku,?? Kenapa Aku tak sanggup seperti mereka, Sanggup mendengar,merespon,dan sabar Tuhan,, Ubahlah sifat dan tingkahku Jangan Engkau jadikan Ku malin Malin modernisasi, #Terinspirasi dari tulisan yang nyangkut di TL saya J Bila kau ingin membahagiakan Ibumu, dengarkan Dia Bila kau ingin membahagiakan Ayahmu, patuhilah Dia” Salam Cinta Ayah-Ibu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun