Tri Budhi Sastrio
Seorang teman di dunia maya yang sekarang
     ada di negeri sakura
Sebagai tenaga ahli kedokteran nuklir, ini kalau
     tak salah tentunya,
Ajukan pertanyaan menarik yang mungkin tak
     terpikir sebelumnya.
Begini pertanyaannya, kalau ke atas ya 'naik'
     menjadi padanannya.
Kalau ke bawah bukankah 'turun' yang paling
     pas buat sinonimnya,
Sedangkan kalau ke dalam tentu saja 'masuk'
     paling tepat buatnya.
Ke atas ya naik, ke bawah ya turun, ke dalam ya
     masuk, hanya saja
Apa kata yang paling pas untuk 'ke luar' ...
     begitu retorika tanyanya.
Dan seperti yang diduga, tidak banyak yang tahu
     persis jawabnya.
Karena kebetulan ikut membaca pertanyaan
menarik bagi kosakata,
Langsung dijawab dengan kata baru ...
     neologisme istilah kerennya, Â
Natuma ... ya natuma ... padanan paling pas
sebagai jawabannya.
Yang sudah ada, jika ikuti alur pertanyaan di
     atas, keluar jawabnya
Untuk yang bingung untuk 'ke luar' jawabnya
     'keluar' yang satu kata.
Maka alternatifnya untuk 'dia keluar' istilah yang
     sama 'dia natuma'.
Selesai ... pertanyaan dijawab ... masalah
     terpecahkan, hanya saja
Dasar teman ini ingin tahu apakah gudang data  raksasa dunia maya
Juga mencatat kata baru ini, dia sempatkan
     masuk ke gudang data.
Setelah berapa lama dan yang dicari tidak juga
     dapat ditemukannya
Dengan bangga dia informasikan pada saya ...
     eh tidak ada itu kata.
Tanpa banyak pikir saya juga langsung
     menjawabnya, ya tentu saja.
Ini kan kata baru, karenanya mana bisa gudang
     data menyimpannya.
Populerkan dulu ini kata, seperti membuat
     catatannya di dunia maya,
Baru setelah itu pasti tersedia datanya, jika ke
     luar maka ke natuma.
Kata itu penuh rahasia serta kaya makna begitu
     pernah ada dikata.
Ini tentu saja benar adanya, bahkan ketika kata
     bermakna mantra,
Pengaruh dan dampaknya bagi umat manusia
     tidaklah terkira-kira.
Kata yang diulang khidmat berirama dapat
     berubah menjadi mantra
Dan mantra bagi manusia sama pentingnya
     dengan bahasa dan doa.
Tanpa bahasa dan doa, peradaban manusia
     jelas tak bisa sempurna.
Tanpa ada mantra mana bisa peradaban seperti
     sekarang bentuknya
Karenanya jangan pernah pandang rendah
     mantra, bahasa dan doa,
Dan karena ketiganya jelas terbentuk dari kata
     maka yang bijaksana
Jangan pernah pandang rendah kata termasuk
     kata baru tentunya.
Natuma jelas kata baru yang sebelumnya dah
     pasti tak pernah ada
Dalam kamus bahasa Indonesia, juga dalam
     gudang data raksasa.
Jika sepakat maka menjadi tugas utama semua
     warga dunia maya
Untuk populerkan kata ini sebagai padanan bagi
     'keluar', tak hanya
Di dalam dunia maya saja tapi juga dalam
     kehidupan realita nyata.
Natuma itu keluar, keluar itu natuma, maka ke
     luar, ya ... natuma.
Yang sedikit agak mengganggu tentang kata
     baru adalah waktunya.
Ada yang mengatakan banyak kata perlukan
     satu dekade lamanya
Sebelum sebuah kata baru benar-benar diterima
     sebagai kosa kata,
Lalu kata pun berhak tanggalkan label baru,
     label neologisme purna.
Tapi pernyataan ini tentu saja aneh, kurang
     rasional dan nir logika.
Ambil saja kata baru 'natuma' sebagai contoh
     guna menjelaskannya.
Asumsikan saja kata ini memang baru saja
     muncul kemudian diguna.
Saat muncul dan diguna dalam catatan ini boleh
     saja baru statusnya,
Tapi setelah catatan tentang 'natuma' ini
     mengudara di mana-mana
Dan banyak yang membaca, dan kemudian
     banyak yang mengguna
Maka seharusnya label baru natuma akan
     tanggal dengan sendirinya.
Memang tak serta merta sebuah label lama akan
     disandang ini kata
Karena memang belum lama tetapi baru kan
     telah kehilangan makna
Karena buktinya telah ada diguna, karena fakta
     telah menjadi realita.
Natuma bermakna keluar memang masih baru
     tetapi saat yang sama
Ia juga sudah agak lama karena telah digunakan
     ... ha ... ha ... ha ...
Selamat datang 'natuma', engkau sekarang
     resmi menjadi kosakata
Yang suatu ketika nanti akan masuk dalam KBBI
     sebagai satu lema
Dan salah satu maknanya sebagai pelengkap
     deretan padanan kata
Ke atas naik, ke bawah turun, ke dalam  masuk,
ke luar ya natuma.
Lalu langkah apa berikut setelah catatan ini
     berkibar di dunia maya?
Tentu saja jangan diam saja wahai para warga
     dunia penuh rahasia.
Ayo kata ini -- natuma, namanya -- segera saja
     dipakai di mana-mana.
Setiap ada kesempatan dan peluang kata
     'keluar' hadir serta diguna
Segera diganti dengan 'natuma' ... ayo, jangan
     ragu, pakai ini kata.
Karena satu kata baru telah lahir laksana
     seorang bayi tak berdosa,
Yang biasa disambut dengan wajah riang
     gembira sang papa mama.
Ayo disambut juga ini kata dengan berkata
     'selamat datang natuma'.
Samudera kata memang luas tak terhingga
     karenanya semoga saja
Engkau tidak tenggelam begitu saja karena tidak
diguna dan dilupa.
Ke atas ya naik, ke bawah ya turun, ke dalam ya
     masuk ... akhirnya
Ke luar juga punya padanan yang setara
     'natuma', ke luar ya natuma.
Walau yang telah ada 'ke luar' ya 'keluar' tentu
     lebih mapan posisinya.
Naik, turun, masuk dan keluar, empat serangkai
     yang telah lama ada
Dan sekarang agar tak bingung saja antara 'ke
     luar' dan 'keluar' maka
Untuk mengisi kekosongan yang misteri
     rahasianya sudah lama ada.
Selamat datang kata baru, semoga engkau
     cepat segera jadi lema.
Hore ... naik, turun, masuk dan natuma
     menghias lema dunia maya.
Essi 229 -- POZ24112012 -- 087853451949