Tri Budhi Sastrio
Komisi yang satu ini memang dibentuk untuk
terus heboh dan gempar.
Tangkap koruptor kelas teri dan kecoa saja,
beritanya cepat menyebar,
Apalagi kalau yang ditangkap naik tingkatannya,
media dalam dan luar
Pasti berebut memberitakan, acungan jempol
dan pujian naik terlontar.
kemudian ketika tangkapan naik kelas, sekarang
tikus, kecil atau besar,
Beritanya jelas jauh lebih hebat, dahsyat dan
gemparnya menyebar liar.
Yah ... namanya saja koruptor kelas tikus, berontak
dan berputar-putar
Sudah jelas dilakukan supaya dari jaring maut KPK,
lepas dan terhindar.
Langkah tikus jelas bermacam-macam, semuanya
bisa di atas standar,
Mulai dari menyewa pengacara handal bertarif
mahal, ahli menghindar,
Jagoan berkata melingkar-lingkar, pokoknya
berpihak pada yang bayar,
Sampai ke tukang sulap, dukun santet, ahli
spiritual, paranormal, agar
Bisa bebas dari tuduhan karena penyidiknya
linglung seperti kelelawar
Disorot sinar terang, tidak tahu ke mana harus
terbang, bingung nanar.
Kalau yang tertangkap naik lagi kelasnya, dari tikus
jadi musang pintar,
Perlawanan yang jauh lebih dahsyat dan hebat
jelas pasti akan ke luar.
Sekarang tak hanya semua yang telah disebut
di depan yang diumbar,
Banyak senjata rahasia andalan, termasuk sisa
kuasa dan ikatan ikrar,
Pasti dipertaruhkan habis-habisan, kalau perlu
buat penyidiknya gentar.
Kalau yang menyidik gentar, kan peluang untuk
bebas semakin besar.
Jika naik lagi, musang pintar ke serigala, ya tak
hanya heboh gempar,
Seluruh langit pasti guncang dan bergetar,
ini serigala kuat dan pintar,
Tak hanya hidup berkawanan dan jago keroyokan,
tetapi benar-benar
Punya strategi serangan ... punya kelebihan
menunggu dengan sabar,
Jika tidak yakin serangan tepat sasaran. tidak
akan sembarang ke luar.
Yang lebih berbahaya itu gaya pojokkan buruan,
siapa tak akan gentar,
Jika banyak rahasia digali duluan, kemudian
digunakan bak mercu suar
Menuntun arah tujuan serangan agar tepat
sasaran, benar-benar pintar,
Kejam, tidak kenal belas kasihan, yang penting
lawan koyak lebar-lebar.
Nah, inilah realita yang dihadapi KPK saat ini,
bukan tikus bukan kecoa,
Bukan musang dan sejenisnya, tetapi sudah
serigala dan kawanannya.
Cerdik, pintar, punya dana dan kuasa, serta
sanggup lakukan apa saja,
Guna pojokkan lawan agar tak berdaya dan
hebatnya ini jarang terasa.
Yang jauh lebih dahsyat dari tidak terasa
apa-apa, ini kawanan serigala
Bisa muncul kapan saja dan dari mana-mana,
mulanya terasa tidak ada
Karena memang hanya satu yang tampak di
depan mata, tetapi tiba-tiba
Tahu-tahu mereka semua sudah ada mengelilingi
mangsa dan buruannya.
Yah ... terlambat sudah ... tinggal menunggu
bagaimana taring tajamnya
Mengoyak habis mangsa tidak berdaya, terpojok
sendirian di sudut sana.
Mulai dari seleksi pimpinan, KPK yang sekarang
sendirian di pojok sana,
Rasanya sudah berhadapan kawanan serigala,
karena ada bukti wacana
Sebaiknya komisi dibubarkan saja, habis calon
pimpinan tak layak semua.
Merasa belum waktunya ... serangan maut ditunda,
pimpinan muncul juga.
Kawanan serigala kemudian diam dan sepertinya
tak melakukan apa-apa,
Bahkan dari jauh mereka tampak seperti
para dewa sedang tersenyum ria.
Ada yang tebar pesona, ada yang puli-puji
cara kerja KPK, cuma anehnya
Itu lho ... yang namanya korupsi kok ya terus
saja dimainkan oleh mereka?
Rupanya mereka tetap saja serigala, memang
senyum seperti para dewa,
Tapi perilaku jahat durjana dibungkus strategi
culas tapi dahsyat tak terkira
Terus saja dipintal tanpa jeda, makin lama
makin kuat dan hebat jeratnya.
Jika sarana prasarana tidak ada tambahannya,
memangnya kalian bisa,
Begitu kira-kira cetak biru taktik kawanan serigala
guna pastikan mangsa
Benar-benar terpojok tak berdaya tetapi tidak
merasa kalau itu kondisinya.
Sialnya lagi, mangsa gemuk yang dagingnya
lezat ini, banyak peminatnya.
Kawanan serigala lain datang menghampiri,
gunakan taktik maut berbeda.
Kalau tidak ikut dalam ini pesta, eh ... jangan-jangan
kami jadi korbannya,
Itu alasan kelompok kedua yang kekuatannya
tidak di bawah yang pertama.
Lho, kok korbannya, memangnya kami ancaman
jika kalian lurus-lurus saja?
Nah, itulah masalahnya, keinginan sih lurus,
tetapi ini lho ... para anggota,
Bukankah jelas tidak cukup kalau hanya
mengandalkan gaji resminya saja,
Jadi kalau berani mengerjai kami, yah ... maaf saja
jika kami membalasnya.
Untuk kawanan serigala pertama KPK itu hampir
kewalahan menangkisnya,
Ditambah kawanan yang kedua, yang jelas jauh
lebih dahsyat kekuatannya,
Yah, limbung, pening, pusing, sakit kepala,
pokoknya hampir semua gejala
Tidak enak badan termasuk meriang dan demam
mulai muncul menggelora.
Tekad memang masih membaja untuk terus maju
dengan lurus dan terbuka
Tetapi kalau kaki mulai diikat dan dijerat tali lalu
bagaimana melangkahnya?
Pimpinan memang masih tetap lima dan kokoh
laksana karang di samudera.
Hempasan dahsyat gelombang samudera tidak
menggeser karang perkasa,
Ini pertahanannya, tetap kokoh karena konstitusi
menjaminnya, hanya saja
Kalau serangannya jadi tidak ada, hanya melulu
bertahan saja, apa guna?
Bertahan pasti penting, tapi komisi ini kan tidak
hanya untuk bertahan saja,
Harus balas menyerang, kalau tidak kapan
tuh kecoa, tikus, musang, serta
Serigala dapat dibasmi dimasukkan ke penjara
kalau hanya bertahan saja?
Manakala tangan kaki telah terikat semua pada
akhirnya, karena serigala
Ternyata muncul dari mana-mana, di semua lini
tampaknya terusik semua,
Sekarang pada keluar tunjukkan taring dan
geramannya, ya ini berbahaya.
Mangsa gemuk sendirian saja, kaki tangan tampak
telah diikat tak berdaya,
Melangkah ke sana tak bisa, ingin ke sini tak ada
jalannya, lalu bagaimana?
Tenang saja ... kan masih ada panglima bijaksana
yang membawa senjata,
Kalau beliaunya mau turun tangan menembak
tuh kepala kawanan serigala,
Bukankah kawanan lainnya akan lari serabutan
takut mendengar bunyinya?
Aha ... benar juga ... hanya saja, panglima kita ini
sering diam tak bersuara,
Berlama-lama, juga punya hobi tidak melakukan
apa-apa, jadi bagaimana?
Diam memang ada bagusnya, tetapi kalau keadaan
genting eh diam saja,
Kan kami juga yang babak belur melaksanakan
tugas dan amanat negara.
Belum lagi kalau diamnya benar berlama-lama,
seperti tidak ada akhirnya,
Kami sudah hampir bangkrut dan gulung tikar,
ternyata revisi PP 63/2005
Masih tetap berada di awang-awang bersama
dengan si panglima negara
Yang mungkin sedang bermimpi atau melamun
semuanya telah sejahtera.
Yah ... bagaimana ini bunda pertiwi, ke mana
kami harus mengadukannya?
Rakyat memang akan serentak membela ... jika
kami sampai memintanya,
Tetapi ini kan sama saja dengan melawan
panglima, yah ... kami KPK ...
Berani, jujur, lurus, terbuka serta semua
langkahnya setia pada uu negara.
Nyiur melambai di tepian pantai, bulat harmoni
naungi laut serta samudera.
Pekerjaan banyak yang belum selesai, tekad kami
maju taut pantang jeda.
Essi nomor 237 -- POZ06122012 -- 087853451949