Tri Budhi Sastrio
Kucicipi sendiri,
Dari cangkir keramik ini negeri.
Harumnya kopi,
Tanaman kebun sendiri di Bukittinggi.
Ingatan berlari,
Menjauh ke masa silam bahari.
Ketika nagari,
Masih erat tautkan tangan jari.
Saudara saudari,
Saling tersenyum tanda mereka mengerti.
Kerling berseri,
Lalu kami saling berdansa menari.
Pikiran murni,
Belum dicemari politik dan idiologi.
Yang dimengerti,
Semua bersaudara sesama warga nagari.
Tetapi kini,
Entah apa yang rasuki negeri.
Penguasa negeri,
Seenak perutnya terapkan aturan sendiri.
Lupa kali,
Kalau mereka tidak hidup menyendiri.
Ada kami,
Yang juga putra-putri ini nagari.
Kebun kopi,
Kami adukan semua perlakuan ini.
Ini diskriminasi,
Tidak boleh itu tidak boleh ini.
Seduhan kopi,
Kami sampaikan juga nyanyi elegi.
Engkau mewangi.
Tetapi tolong jangan lupakan kami.
Sampaikan kopi,
Bahwa kami putera-puteri tanah ini.
Essi nomor 290 -- POZ31122012 -- 087853451949