Tri Budhi Sastrio
Seorang filsuf klasik nan besar dengan tegas pernah
menyatakan bahwa
Ada dan menjadi ada ternyata memang beragam dan
berbeda caranya.
Menurut dia setidaknya ada lima cara menjadi ada
yang dapat diamatinya.
Masing-masing berbeda dan tentu saja menjadi
menarik melirik telaahnya
Khususnya bagi mereka yang sempat dan tertarik
memikirkan nalar logika
Yang digunakan sang filsuf tatkala harus menjawab
dari mana itu ada serta
Mengapa harus ada dan mungkin juga bagaimana
yang ada menjadi ada.
Pertama ada dapat menjadi ada karena ada
perubahan bentuk namanya.
Sebagai contoh ambil saja patung perunggu
yang paling terkenal di dunia,
Yang bertahun-tahun telah menjadi simbol harapan
bagi banyak manusia.
Simbol harapan terhadap hidup bahagia serta sejahtera
di tanah Amerika.
Patung perunggu yang konon kabarnya merupakah
hadiah antar bangsa,
Dipuja-puja karena melihatnya sama dengan melihat
harapan jadi nyata.
Supaya mudah diskusinya ayo diasumsikan patung
ini perunggu semua.
Dari kepala sampai kaki, dari obor di tangan sampai
pada alas jiwa raga,
Semuanya dari perunggu dan hanya perunggu saja ...
itulah asumsinya.
Patung kebanggaan ini ada karena jelas-jelas ada
perunggu sebelumnya
Hanya mungkin bongkahan mungkin juga lempengan
yang jadi bentuknya.
Bongkahan dan lempengan perunggu jelaslah berbeda
dengan patungnya.
Singkat kata, patung kemerdekaan ada karena
memang ada perunggunya,
Tetapi keberadaan bongkahan dan lempengan
perunggu tidak serta merta
Menjadikan patung kemerdekaan yang terbuat dari
peringgu menjadi ada
Kalau tidak ada seniman pembuat patung dengan
segala ide dan kreasinya
Yang kemudian merealisasikan sehingga ...
jadilah patung itu ada dan ada.
Yang kedua ada dapat menjadi karena adanya
pertambahan atau lain kata
Karena terjadinya pertumbuhan, dan untuk ini
biji jeruk sebagai contohnya.
Karena terjadi pertumbuhan maka pohon jeruk
dapat muncul di dunia nyata.
Yang asalnya hanyalah biji kecil tetapi karena
bertambah dan tumbuh maka
Pohon jeruk dan kemudian nanti mungkin bunga
dan buah jeruk produknya
Segera ada dan menjadi ada di dunia nyata ...
jadi karena tumbuh maka ada,
Jadi karena bertambah maka menjadi ada, begitulah
sang filsuf yakin percaya.
Berikutnya konsep ada atau menjadi ada yang ketiga
ternyata ada kaitannya
Dengan pengurangan ... karena dikurangi maka
menjadi ada ... lho kok bisa?
Lihat penjelasan singkatnya ... ada sebuah bongkah
batu besar, di dalamnya
Jelas-jelas sudah ada bentuk kuda, tetapi bentuk ini
tidak tampak oleh mata
Karena ditutupi bagian batu lainnya maka bagian batu
yang menutupi si kuda
Haruslah dibuang atau sang bongkah batu besar harus
dikurangi agar supaya
Si kuda muncul, menyapa mata manusia dan kalau
perlu ya dinikmati gayanya.
Singkat kata ada atau mengada yang ketiga karena
dikurangi bagian elemennya.
Ada atau menjadi ada yang keempat karena ada
proses menggabung unsurnya.
Contoh yang paling nyata dan sederhana dapat dilihat
pada rumah, umpamanya.
Batu kali, batu bata, kayu, kaca, plastik, semen, serta
sejumlah elemen lainnya
Jika disatukan dengan teknik dan cara yang tepat dan
ditangani oleh para ahlinya,
Sebentuk rumah indah mempesona yang diinginkan
dapat ada atau menjadi ada.
Sedangkan ada yang kelima dapat dilihat contoh
nyatanya ya pada proses kimia.
Hidrogen dan oksigen jika disatukan melalui proses
yang tepat maka air jadinya.
Singkat kata air itu ada dan menjadi ada karena
dua hal berbeda menyatu jiwa.
Dan semua proses ada dan menjadi ada di atas ini
asal muasalnya ya ternyata
Berasal dari sesuatu yang sudah ada, tidak satu pun
dari contoh dan prosesnya
Yang berasal dari sesuatu yang jelas tidak ada ...
semua berasal dari yang ada.
Pertanyaannya sekarang apa mungkin sesuatu
yang ada berasal dari tidak ada?
Kalau sesuatu yang ada berasal dari yang juga ada,
sudah terjawab sebelumnya.
Kalau sesuatu yang ada berasal dari yang tidak ada,
rasanya sulit cari contohnya.
Walaupun dengan iman keyakinan, dan referensinya
dari kitab suci umpamanya,
Ada banyak contohnya, bahkan sang mahapencipta
jelas-jelas tercatat kiprahnya
Telah menciptakan segala sesuatu yang ada dari
keadaan kosong dan tidak ada.
Tetapi ini kan pemikiran yang landasannya iman
dan keyakinan, bukan dari indra.
Juga apakah mungkin sesuatu yang mulanya ada
benar-benar menjadi tidak ada?
Hukum kekekalan energi yang hanya mengenal
konsep berubah dan bukannya
Konsep sirna dan ada, yang sejauh ini dijadikan
rujukan pengetahuan manusia,
Telah lama diterima, diguna, dan belum terpatahkan
juga kebenaran konsepnya.
Energi tidak bisa sirna, berubah bisa, walau tentu ada
saja yang meragukannya.
Lalu apakah benar bahwa energi itu kekal, energi itu
baka dan ada selamanya?
Mereka yang percaya pada kitab suci tentu akan
menggeleng-gelengkan kepala.
Yang kekal itu hanya sang mahakekal, nah apakah
beliaunya itu energi adanya?
Ini yang sampai sekarang manusia dan ilmu
pengetahuan belum menjawabnya.
Belum lagi semakin banyak saja orang yang
tak percaya jika sang mahapencipta
Memang ada, sama adanya dengan semua
hasil kreasi, inovasi dan ciptaanNya.
Ada dan menjadi ada memang dua hal berbeda,
tetapi fokus perbincangannya
Tetap saja hal-hal yang memang sudah ada,
karenanya jika digeser sedikit saja,
Masalah dan problematikanya jelas sekali bergeser
sedemikian rupa sehingga
Yang misteri berubah menjadi rahasia dan
yang rahasia semakin rapat tutupnya.
Ada ke tiada, dari tiada ke ada, begitu seterusnya
bergantian tak pernah purna.
Alpha dan Omega-nya saling kait mengkait
sampai-sampai manusia hanya bisa
Menjadi pemirsa atau paling jauh mendebatkannya,
tapi tak pernah tuntas purna.
Essi nomor 207 -- SDA02102012 -- 087853451949