Tri Budhi Sastrio
Konon kabarnya orang-orang Yahudi -- khususnya
para tetua agama,
Pernah menganggap semua orang yang tidak
beragama Yahudi serta
Bersunat serta melaksanakan semua tata cara
dan pantang mereka,
Adalah orang kafir, adalah orang yang tidak
mengenal Allah penguasa.
Yah ... semuanya kafir ... semuanya tidak
mengenal Allah ... karena
Memang hanya mereka yang mengenal Allah
yang jadi empunya surga.
Pendapat dan konsep ini berlanjut serta mengakar
kuat-kuat laksana
Akar-akar pohon rasamala sebelum akhirnya
tercerabut tidak bersisa
Oleh seorang nabi utusan surga yang datang guna
menyebarkan warta,
Warta gembira, warta keselamatan, warta bagi semua
bangsa di dunia.
Dan ... semua orang kafir pun akhirnya tahir,
tahir dari kafir dan dosa.
Lalu tidak ada lagi orang kafir di dunia, karena warta
dan maklumatnya
Telah menyebar ke seluruh dunia - semua telinga
telah mendengarnya.
Karenanya tak mengherankan jika dalam catatan
murid sang nabi mulia
Hanya satu kata 'kafir' pernah meluncur dari mulut
sang utusan surga
Itupun bukan dalam konteks kecaman atau hujatan
melainkan sabda
Melarang siapa saja menggunakan kata merendahkan
yang mahakuasa
Kala menyebut sesama dengan memberi stigma
yang tidak masuk logika.
Bagaimana tidak akan dikatakan merendahkan yang
mahakuasa jika
Ada manusia berani-beraninya menyandang gelaran
tak mengenal Dia.
Dia itu dikenal di mana saja, kapan saja, dan oleh
siapa saja, semuanya.
Yah ... semuanya ... karena semua ini adalah milik
dan ciptaanNya juga,
Lalu bagaimana bisa ada satu noktah saja di alam
semesta nan raya
Yang tidak berasal dari Dia ... yang hanya karena
perkenanNya lalu ada?
Semua dari Dia, semua milik Dia, Dia itu mahakuasa
dan mahapencipta
Sekaligus juga mahapemilik bagi semua yang ada
di jagat alam raya.
Jadi benar-benar tidak masuk akal logika kalau ada
satu noktah saja
Di alam jagat raya semesta berani berkata bahwa
ia tidak kenal Dia.
Semua pasti kenal Yang Mahakuasa, karena semua
berasal dariNya.
Karenanya sang nabi utusan dari surga, seperti yang
dicatat muridNya
Bersabda penuh wibawa 'Setiap orang yang marah
terhadap saudaranya
Harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya
Kafir, haruslah ia
Dihadapkan ke Mahkamah Agama, siapa yang berkata
Jahil haruslah dia
Diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala'
dan ini sabda mulia
Disampaikan sebagai pelengkap kala sang nabi
utusan surga berbicara
Tentang Taurat yang jadi dasar dan pegangan
para Yahudi dan tetuanya.
Singkat kata jangankan berkata jahil atau beri label
kafir pada sesama,
Marah saja orang sudah boleh dihukum ...
betapa luar biasa ini sabda.
Empati dan kasih pada sesama adalah segala-galanya
bagi nabi mulia,
Bahkan perintah ini sama dengan pengabdian pada
yang mahakuasa.
Lebih jauh sang nabi utusan surga berkata lantang
pada semua bangsa
'Apa yang tidak engkau perbuat pada yang paling
hina di antara sesama,
Tidak juga engkau perbuat untukKu' ... karenanya
betapa berkah manusia
Dari stigma kafir telah tahir dan dari dosa juga
telah bebas serta merdeka.
Tak ada orang kafir di dunia, semua manusia kenal
dan milik Allah semata.
Essi nomor 175 -- SDA22072012 -- 087853451949