Penasaran, aku mulai mencari penelitian tentang hal ini. Hasilnya? Nihil. Sepertinya, ini lebih pada pengamatan dan interpretasi umum tentang sifat Aquarius. Istilah "Cut-off" atau memutuskan hubungan dengan orang lain, bisa menjadi tindakan yang penuh dilema. Di satu sisi, ini bisa menjadi langkah positif untuk melindungi diri dari hubungan yang toxic. Di sisi lain, "cut-off" juga bisa terasa kejam dan menyakitkan.
Sifat Aquarius yang independen dan berprinsip memang sering dikaitkan dengan kecenderungan untuk "cut-off". Bahkan Aquarius dikenal tidak ragu untuk melepaskan hubungan yang tidak lagi sejalan dengan nilai dan tujuan mereka. Namun, bagiku, "cut-off" bukan hanya tentang mudah melepaskan. Lebih dari itu, ini tentang ketegasan dalam menjaga batasan dan ketenangan diri.
Aku pernah mengalami situasi di mana harus "cut-off" seorang teman. Awalnya, aku ragu dan diliputi rasa bersalah. Tapi, seiring waktu, aku menyadari bahwa hubungan tersebut tidak lagi sehat. Pengalaman itu mengajariku bahwa "cut-off" bukan tentang keegoisan, melainkan tentang menghargai diri sendiri. Aku belajar untuk lebih tegas dalam menjaga batasan dan berani melepaskan hubungan yang tidak lagi sejalan dengan kebahagiaan.
Jadi, benarkah Aquarius mudah "cut-off"? Jawabannya tidak sesederhana itu. Setiap orang, terlepas dari zodiaknya, memiliki caranya sendiri dalam menangani hubungan. Bagi kita para Aquarius, janganlah terjebak dalam stereotip. Kita memang independen dan berprinsip, tapi bukan berarti kita tidak punya hati. Kita tetap bisa menjalin hubungan yang sehat dan penuh makna. Selain itu, pada akhirnya, "cut-off" adalah pilihan pribadi. Kita berhak untuk menentukan siapa yang boleh hadir dalam hidup kita. Zodiak hanyalah sebagai refleksi diri untuk dapat diambil hal yang positifnya, bukan panduan apalagi penentu takdir.