Dasar, sekaligus puncak dari beragama adalah kenikmatan (baca juga: kenyamanan). Barangsiapa beragama tidak diawali dari kenikmatan, maka dia akan terancam terombang-ambing saat bertemu dengan kenikmatan lain dalam perjalanan. Barangsiapa belum sampai pada kenikmatan dalam beragama, maka dia berpotensi gugur di tengah jalan lain.
KEMBALI KE ARTIKEL