Melihat tayangan di TV betapa anarkisnya mereka, jadi membayangkan bagaimana kalau suatu saat mereka memimpin negeri ini. Mereka adalah calon intelektual dan pemimpin bangsa, namun melakukan aksi seperti bukan calon intelektual, tetapi seperti preman. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi, bila mereka terpilih menjadi anggota DPR atau DPRD. Saat terjadi perbedaan pendapat , pasti rapat anggota dewan yang terhormat itu akan sangat seru sekali. Saling tuding, saling tunjuk dan bahkan bisa berkelahi di ruang sidang. Tidak heran mengapa anggota dewan bisa saling tunjuk dan berkelahi di ruang sidang, mungkin saat mahasiswa, mereka seperti itu. Biasa menyelesaikan masalah dengan menambah masalah baru.
Sepertinya gerakan mahasiswa di beberapa kampus memang cenderung anarkis. Memprotes pihak kampus dengan merusak fasilitas kampus. Aksi gerakannya mengalami pergeseran nilai, karena berubah menjadi sangat anarkis. Tujuan dari aksi yang mereka lakukan sebenarnya sangat baik, namun ketika aksi sudah berubah menjadi brutal dan merusak, maka tujuan aksi yang mulia itu menjadi kabur. Aksi yang bertujuan mulia, menjadi kehilangan makna. Mau dibawa kemana sebenarnya gerakan mahasiswa ini? Memperjuangkan kebenaran sekalipun dengan kekerasan atau dengan cara yang lebih elegan layaknya mahasiswa, calon intelektual bangsa?(Eva/sumber Kompas)