Ini adalah SEA Games terburuk yang pernah ada,SEA Games paling kacau dalam sejarah. SEA Games ini telah membikin malu citra bangsa Indonesia. Atlet keracunan, ada juga yang memilih meninggalkanwisma atlet yang telah disediakan. Beberapa lokasi pembangunan belum selesai sehingga saat beberapa kontingen sudah datang, para pekerja masih bekerja keras menyelesaikan pekerjaan dan masih banyak lagi berita – berita buruk beredar. Media nasional banyak mengangkat berita tentang kondisi kita yang belum siap. Juga sesekali mengutip media luar yang juga memberitakan hal yang sama. Untuk dilihat lebih yakin mungkin. Itulah suasana yang terbangun menjelang pembukaan SEA Games XXVI ini.
Tapi benarkan keadaan seburuk itu? Situasi selanjutnyalah yang menjawab. Dari tempat terpencil, sepi dan dingin di wilayah Jawa Barat, tepatnya di Situ Cipule, laga dimulai. Dan kita memastikan sebuah langkah yang gemilang. Emas pertama dari pertandingan pertama . Acara pembukaan berlangsung megah dan spektakuler.Mengagumkan! Pertandingan – pertandingan selanjutnyaberlangsung baik tanpa protes berarti dari seluruh kontestan. Emas terus mengalir ke kubu merah putih. Pimpinan klasemen sejak pembukaan terus dipertahankan, hingga akhirnya juara umum kita raih. Sesuatu yang tak pernah lagi mampu kita rebut sejak SEA Games XIX Jakarta, 11 – 19 Oktober 1997 , akhirnya berhasil kita rebut kembali.Sukses ganda, sebagai penyelenggara dan sebagai juara yang dicanangkan tercapai sudah.
Selain keberhasilan kita merebut kembali juara umum, SEA Games XXVI ini juga merupakan SEA Games yang pertama yang digelar di tanah air pasca orde baru. Hebatnya lagi inilah pertama kalinya SEA Games dilaksanakan di luar Jakarta. Maka warga Sumatera Selatan layaklah menepuk dada berbangga hati, menjadi provinsi pertama yang dipercaya dan mampu menggelar event multi cabang antar Negara di kawasan ASEAN ini.
Jika ditilik, keberanian dan keberhasilan Sumatera Selatan tak bisa dilepaskan dari sosok sang Gubernur H. Alex Noerdin. Di tangan putra asli Palembang kelahiran 9 September1950 inilah masyarakat Sumsel bisa berbangga diri. Dengan kemampuan kepemimpinannya, dalam waktu 11 bulan, bentangan rawa seluas kurang lebih 325 hektar itu telah disulap menjadi komplek olah raga bertaraf internasional. Tentu pemeringah daerah tak bekerja sendirian. Dengan keterbatasan anggaran, ayah tiga orang anak dan pernah dua periode memimpin kabupaten Musi Banyuasin ini mampu merangkul pihak swasta sehingga dukungan terus mengalir. Hanya 20% dana yang disediakan oleh APBN, sisanya merupakan peran serta pihak swasta dalam berbagai bentuk kerja sama seperti penggunaan dana CSR, Building Operate Transfer (BOT) maupun dalam bentuk hibah.
Berbagai hambatan selama proses pembangunan seolah tak pernah berakhir. Bahu membahu dengan Rahmat Gobel sebagai ketua INASOC, persoalan demi persoalan berhasil diselesaikan. Masih kuat diingatan kita bagaimana sebuah kasus hukum dalam salah proyek pembangunan di sana, begitu mendapat perhatian luas dan menjadi keriuhan public dalam waktu panjang. Terhambatnya proses pengadaan barang karena kekawatiran pelanggaran hokum sementara waktu sangat mendesak, sempat membuat banyak pihak sungguh kawatir. PP No. 59/2011 akhirnya terbitdan membuat pengadaan barang – barang yang dibutuhkan dalam proses pembangunan sport center ini segera bisa direalisasikan.
Darah pejuang yang mengalir dalam tubuhnya dari sang ayah, Moh. Noerdin Panji yang pernah menjabat sebagai wakil komandan Resimen Garuda Hitam pada masa perang kemerdekaan, menjadikan pria yang lulusan Fakultas Tekhnik Universitas Trisakti dan Fakultas Hukum Unika Atmajaya Jakarta ini, nampaknyamenjadikania seorang pemimpin yang tangguh dalam menghadapi berbagai kesulitan.
Kini SEA Games telah usai. Dua target besar berhasil diraih, sukses sebagai tuan rumah juga mampu menjadi juara umum. Para atlet yang telah mempersiapkan diri dengan maksimal mampu tampil dipuncak secara sempurna. Panitia yang telah bekerja keras sehingga secara keseluruhan pelaksanaan SEA Games berlangsung suskes membuktikan bahwa kita bisa. Indonesia Bisa!
Di saat kita bergembira dengan keberhasilan kita, masyarakat Sumatra Selatan pasti merasakan lebih. Selain akan dikenang sebagai provinsi pertama di Indonesia yang mampu menjadi tuan rumah pesta olah raga antar bangsa ASEAN, kini sebuah pusat olah raga, Jakabaring Sport City, berdiri megah menjadi kebanggaan Sumatera Selatan. Sebuah pusat olah raga dengan kualitas internasional menjadi milik mereka. Pertandingan olah raga baik tingkat nasional maupun internasional pasti akan menyusul digelar.Dampak baiknya jelas, masyarakat pasti turut merasakannya.
Daerah lain hendaknya menjadi iri dengan Sumatera Selatan. Karena kesempatan emas untuk membangun daerah secara besar – besaran melalui event olah raga semacam ini tak akan datang lagi dalam waktu dekat. Paling tidak sampai 10 tahun ke depan SEA Games belum akan kembali ke tanah air. Naypyidaw Singapura, Bandar Seri Begawan, Penang, Phnom Penh adalah kota – kota yang telah mengantri untuk mendapatkan ‘berkah’ dari pesta olah raga ini. Namun demikian sebaiknya daerah lain segera bersiap diri sehingga saat waktunya tiba, siap untuk menyambut ‘tantangan’ sekaligus ‘berkah’. Sumatera Selatan telah membuktikan bisa, maka daerah lain pun pasti bisa. Yakinlah kita dengan bersatu padu, mengerahkan segala sumberdaya yang ada pasti bisa. Sumatera Selatan telah memberi bukti bahwa kita Bisa, Ayo Indonesia Bisa!