Cerita-cerita romansa di sebuah novel begitu menyenangkan. Tak ayal jika kebanyakan orang memimpikan bagaimana rasanya dicintai seperti tokoh utamanya. Namun, sebagian hanya ingin bagian bahagianya saja. Lebih dari pada itu, mereka tidak mau merasakan kepahitan.
"Bagaimana dengan endingnya?"
"Gak mau baca kalau sad ending."
Akan tetapi, mereka lupa jika tidak semua cerita harus pakai titik. Lohh, memangnya sudah memulai? Jika tidak pernah memulai, lantas apa yang harus diakhiri? Perasaannya?
Menyakitkan jika menyukai seseorang yang tidak menyukai kita. Perasaan itu harus tumbuh sendirian, sakit sendiri, juga harus sembuh sendiri lagi, tanpa dia.
Bukankah memang begitu hukumnya? siap jatuh cinta, maka harus siap pula untuk tersakiti. Semua memang ada konsekuensinya. Namun, dengan itu semua, kamu akan menjadi lebih kuat. Percayalah, seseorang yang tersakiti karena cinta, pada dasarnya akan menjadi seseorang yang paling tulus dalam mencintai.
"Sebab cinta bukan hanya tentang bahagia saja. Air mata, kecewa, juga patah hati."
Kendati demikian, aku tetap memberikan rasa pada asa yang belum tentu dapat kugenggam.