Dengan jam buka harian dari pukul 7.30 pagi - 12 siang dan buka kembali 13.30 - 17.00, museum ini selalu ramai pengunjung dari berbagai negara. Terdiri dari beberapa lantai pameran. Di lantai dasar selain alat tempur yang disebut sebelumnya juga dipajang berbagai jenis senapan dan foto-foto keadaan saat perang. Miris melihatnya. para korban mati dan cacat karna senjata kimiawi terpotret jelas dalam warna hitam putih.
Naik satu lantai, kita bisa melihat koleksi foto-foto perang hasil jepretan para wartawan perang dari 11 negara dan beberapanya tewas saat itu. Lantai berikutnya, koleksi foto-foto setelah perang. Selama perang itu telah menelan korban sebanyak 3 juta penduduk Vietnam terbunuh, 2 juta orang terluka dan 300.000 orang dinyatakan hilang serta lebih dari 2 juta hektar hutan dan lahan perkebunan hancur karna senjata kimiawi.
Kuputuskan untuk tidak naik ke lantai berikutnya karna harus pergi ke tempat lain. Saat di taksi, aku buka brosur yang sedari tadi terselip di booklet wisata HCMC. Di lantai selanjutnya dipamerkan alat-alat siksa tawanan. Seperti Guillotine, Tiger Cage, dimana para tahanan dipasung sampai kurus kering tinggal tulang belulang dan mati. Hii, sadis ya!
Museum ini dibuka pertama kali tanggal 4 September 1975, telah berdiri selama 35 tahun dan menyedot banyak pengunjung setiap harinya yang entah hanya ingin eksis saja di foto mau pun yang memang tertarik untuk tahu sejarahnya. Well, perang di mana pun itu tidak pernah membawa akibat yang baik. Banyak orang tidak bersalah jadi korban.
Kita patut mengacungi jempol untuk Vietnam yang berusaha keras bangkit dari kisah sedih dan tragis bangsanya beberapa puluh tahun yang lalu. Memajukan sektor pariwisatanya dan dari segi historikalnya mampu menjadikannya destinasi wisata para pelancong khususnya menarik minat para Backpacker. Salah satu bentuk kemajuan Vietnam bisa diwakili oleh bandara Internasionalnya yang megah dan keren. Ke Vietnam katanya belum lah sah kalau belum berkunjung ke War Remnant Museum (dan Chu Chi Tunnels).